Laman

Kamis, 20 September 2012

KONSEP DAN TEORI KEPRIBADIAN




A.    Pengertian Kepribadian.
Pada jaman SM, pengertian kepribadian dibagi 2 yaitu:
1. Golongan Prailmiah yang memahami kepribadian manusia berdasarkan gurat2 tangan (rajah), astrologi (ilmu bintang), grafologi (ilmu tentang tulisan tangan), phisiognomi (ilmu tentang wajah). Phrenology (ilmu tentang tengkorak), sertrta onychologi (ilmu tentang kuku).
2. Golongan Ilmiah yang memahami kepribadian manusia berdasarkan cairan yang ada dalam tubuh manusia (suryabrata, 1995).
Personality atau kepribadian berasal dari kata persona yang merujuk pada topeng yang biasa digunakan paran pemain sandiwara di zaman Romawi. George Kelly memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Pervin dan Jhon mengemukakan bahwa kepribadian mewakili karakteristikindividu yang terdiri dari pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten. Gordon allport merumuskan kepribadian sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan member arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan. Lebih lengkap Allport menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari system psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas. Psikofisik menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu system yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Freud (1986) mengemukakan bahwa kepribadian murni hasilpengaruh dari luar dirinya. Apakah itu pengaruh perlakuan orang tua sejak masa kandungan hingga masa kecil, maupun pengaruh perlakuan orang yang ada disekitarnya. Freud menyatakan bahwa individu itu sendiri tidak tahu dan bahkan tidak dapat mengubah takdirnya sendiri. Eysenck mendefenisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola prilaku baik actual maupun potensial dari organism yang ditentukan oleh pembawaan lingkungannya (Suryabrata, 1995). Sebagian besar batasan melukiskan kepribadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasikan oleh kepribadian. Atau dengan kata lain kepribadian dipandang sebagai organisasi yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku kita. Sebagian besar batasan menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual. Dengan istilah “kepribadian”, keunikan dari setiap individu ternyatakan. Dan melalui studi tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang membedakannya dengan individu lainnya diharapkan dapat menjadi jelas atau dapat dipahami. Para teoris kepribadian memandang kepribadian sebagai sesuatu yang unik dan khas pada diri setiap orang.
Struktur kepribadian ada 4 menurut Eysenck (Suryabrata, 1995):
1. Spesifik response: tindakan yang terjadi pada suatu keadaan atau kejadian tertentu.
2.Habital response : mempunyai corak yang lebih umum, yaitu respons yang   berulang-ulang terjadi kalau individu menghadapi kondisi atau situasi yang sejenis.
3. Trait : sementara habitual response yang paling berhubungan satu sama lainnya yang cenderung pada individu tertentu.
4. Type : organisasi dalam individu yang lebih umum, lebih mencakup lagi.
Struktur kepribadian menurut Jung (Suryabrata,1995; Hall & Lindzey):
1. Ego : jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi, ingatan-ingatan, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan sadar.
2. Ketidaksadaran pribadi: daerah yang berdekatan dengan ego. Terdiri dari pengalaman-pengalaman sadar yang direpresikan.
3. Ketidaksadaran kolektif : salah satu dari segi-segi teori kepribadian Jung yang paling original dan controversial.
4. Persona : topeng yang dipakai sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat serta terhadap kebutuhan-kebutuhan arketipal pribadi.
5. Pemindahan energy psikis : energy dapat dipindahkan dari satu system ke system yang lainnya. Proses transfer ini terjadi sesuai prinsip-prinsip dasar dinamika, yang disebut dengan istilah sublimasi dan represi.
6. Jalan kesempurnaan: kepribadian mempunyai kecendrungan untuk berkembang ke arah suatu kebulatan yang stabil, yang disebutnya sebagai proses individualisasi.
Aspek-aspek kepribadian menurut Abin Syamsudin (2003) mencakup:
1. Karakter : yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsisten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2. Temperamen : yaitu disposisi reaktif dari seseorang. Atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang dating dari lingkungannya.
3. Sikap : sambutan terhadap objek yang bwersifat positif, negative atau ambivalen.
4. Stabilitas emosi : yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungannya. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa.
5. Responsibilitas : (tanggung jawab), kesiapan untukmenerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
6. Sosiabilitas : yaitu disposisi pribadi yang berkaiatan dengan hubungan interpersonal, seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemapuan berkomunikasi dengan orang lain.
1. Tipelogi kepribadian.
Berdasarkan pendapat Jung yang didukung oleh Eysenck (Suryabrata,1995; Naisaban, 2003) ada dua type kepribadian manusia:
1. Introvert.
· Berorientasi pada orang yang bersikap tertutup dan memiliki subjektivitas terhadap dunia.
· Mudah tersinggung, apalgi oleh lelucon yang mengenai dirinya. Kurang percaya diri, pemalu dan pendiam.
· Biasanya hidup dengan dunia yang penuh dengan fantasi,impian dan persepsi individualis, memiliki nilai estetika yang tinggi, suka aktivitas yang bersifat artistic dan memiliki nilai ekonomi yang rendah dalam arti tidak menyukai hal-hal yang bersifat bisnis dan keuangan.memilikikekuatan untuk cenderung menuju meditasi dan berfikiran reflektif, seorang pemimpi, imajiner, dan filosofis.
2. Extrovert.
· Adalah kepribadian yang menyenangi bersama orang lain, tidak merasa terpaksa untuk bersama orang lain atau hadir dalam acara-acara social, tidak merasa kaku untuk berbicara didepan khayalak ramai yang belum dikenal, mudah bergaul dean menyenangi bertemu dengan orang-orang yang baru. Tidak kaku dan canggung dalam pergaulan, biasanya dia disenangi oleh lingkungannya.
· Berorientasi pada orang yang menuju keterbukaan dan bersikap objektif terhadap dunia.
· Sebagai pribadi sosial , optimis, berbicara aktif , ketergantungan pada kelompok, dapat dipercaya dan mudah beradaptasi.
· Selalu dipengaruhi dunia objektif, dunia diluar dirinya. Dan selalu berorientasi keluar.
Gallen, seorang ahli filosofi Romawi yang hidup diabad ke-2 masehi, yang pertama kali memperkenalkan teori empat kepribadian yaitu:
1. Sanguin
Mempunyai energy yang besar , suka bersenang-senang dan supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih saying, dukungan, dan penerimaan orang2 disekelilingnya. Orang yang bertype sanguine suka memulai percakapan dan menjadi sahabat bagi semua orang. Orang tipe ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, bila ia tidak teratur, emosional dan sangant sensitive terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang sanguine sering dikenal sebagai tukang bicara.
2. Koleris.
Suka berorientasi pada sasaran. Aktivitasnya dicurahkan untuk berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan. Orang yang bertype koleris menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesame, berusaha mengendalikan dan mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau menberima tugas-tugas sulit. Tapi juga mereka suka merasa benar sendiri, suka kecanduan jika melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain. Orang koleris seperti ini sering diidentifikasikan sebagai pelaksanan.


3. Melankolis.
Cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalamn type ini butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Orang bertype melankolis berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati, perfeksionis, dan suka keteraturan. Karena itu, orang melankolis sering kecewa dan depresi jika apa yang diharapkan tidak sempurna. Orang melankolis sering diidentifikasikan sebagai pemikir.
4. Phlegmatis.
Kepribadian yang seimbang, stabil, merasa diri cukup, dan tidak merasa perlu merubah dunia. Ia juga tidak suka mempersoalkan hal-hal sepele, tidak suka beresiko atau tantangan, dan butuh waktu untuk menghadapi perubahaan. Orang type ini kurang disiplin dan motivasi, sehingga suka menunda-nunda sesuatu. Kadang, ia dipandang orang lain sebagai lamban, bukannya ia kurang cerdas, tapi karena ia lebih cerdas dari yang lainnya. Orang phlegmatis tidak suka keramaian ataupun banyak bicara. Namun, ia banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat disaat yang tepat, sehingga cocok menjadi negosiator. Orang phlegmatic kadang diidentifikasikan sebagai pengamat.


By : Ilhamda Rizki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar