A.
Pengertian Kepribadian.
Pada jaman SM, pengertian
kepribadian dibagi 2 yaitu:
1. Golongan Prailmiah yang memahami kepribadian
manusia berdasarkan gurat2 tangan (rajah), astrologi (ilmu bintang), grafologi
(ilmu tentang tulisan tangan), phisiognomi (ilmu tentang wajah). Phrenology
(ilmu tentang tengkorak), sertrta onychologi (ilmu tentang kuku).
2. Golongan Ilmiah yang memahami kepribadian manusia
berdasarkan cairan yang ada dalam tubuh manusia (suryabrata, 1995).
Personality atau kepribadian berasal
dari kata persona yang merujuk pada topeng yang biasa digunakan paran pemain
sandiwara di zaman Romawi. George Kelly memandang bahwa kepribadian sebagai
cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.
Pervin dan Jhon mengemukakan bahwa kepribadian mewakili karakteristikindividu
yang terdiri dari pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten. Gordon
allport merumuskan kepribadian sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri
individu yang membimbing dan member arah kepada seluruh tingkah laku individu
yang bersangkutan. Lebih lengkap Allport menyatakan bahwa kepribadian adalah
suatu organisasi yang dinamis dari system psikofisik individu yang menentukan
tingkah laku dan pikiran individu secara khas. Psikofisik menunjukkan bahwa
jiwa dan raga manusia adalah suatu system yang terpadu dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi
dalam mengarahkan tingkah laku. Freud (1986) mengemukakan bahwa kepribadian
murni hasilpengaruh dari luar dirinya. Apakah itu pengaruh perlakuan orang tua
sejak masa kandungan hingga masa kecil, maupun pengaruh perlakuan orang yang
ada disekitarnya. Freud menyatakan bahwa individu itu sendiri tidak tahu dan
bahkan tidak dapat mengubah takdirnya sendiri. Eysenck mendefenisikan
kepribadian sebagai keseluruhan pola prilaku baik actual maupun potensial dari
organism yang ditentukan oleh pembawaan lingkungannya (Suryabrata, 1995).
Sebagian besar batasan melukiskan kepribadian sebagai suatu struktur atau
organisasi hipotesis, dan tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang
diorganisasikan oleh kepribadian. Atau dengan kata lain kepribadian dipandang
sebagai organisasi yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku kita.
Sebagian besar batasan menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan
individual. Dengan istilah “kepribadian”, keunikan dari setiap individu
ternyatakan. Dan melalui studi tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan
sifat individu yang membedakannya dengan individu lainnya diharapkan dapat
menjadi jelas atau dapat dipahami. Para teoris kepribadian memandang
kepribadian sebagai sesuatu yang unik dan khas pada diri setiap orang.
Struktur kepribadian ada 4 menurut
Eysenck (Suryabrata, 1995):
1. Spesifik response: tindakan yang terjadi pada
suatu keadaan atau kejadian tertentu.
2.Habital response : mempunyai corak yang lebih umum,
yaitu respons yang berulang-ulang
terjadi kalau individu menghadapi kondisi atau situasi yang sejenis.
3. Trait : sementara habitual response yang paling
berhubungan satu sama lainnya yang cenderung pada individu tertentu.
4. Type : organisasi dalam individu yang lebih umum,
lebih mencakup lagi.
Struktur kepribadian menurut Jung
(Suryabrata,1995; Hall & Lindzey):
1. Ego : jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi,
ingatan-ingatan, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan sadar.
2. Ketidaksadaran pribadi: daerah yang berdekatan
dengan ego. Terdiri dari pengalaman-pengalaman sadar yang direpresikan.
3. Ketidaksadaran kolektif : salah satu dari
segi-segi teori kepribadian Jung yang paling original dan controversial.
4. Persona : topeng yang dipakai sang pribadi sebagai
respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat serta
terhadap kebutuhan-kebutuhan arketipal pribadi.
5. Pemindahan energy psikis : energy dapat
dipindahkan dari satu system ke system yang lainnya. Proses transfer ini
terjadi sesuai prinsip-prinsip dasar dinamika, yang disebut dengan istilah
sublimasi dan represi.
6. Jalan kesempurnaan: kepribadian mempunyai
kecendrungan untuk berkembang ke arah suatu kebulatan yang stabil, yang
disebutnya sebagai proses individualisasi.
Aspek-aspek kepribadian menurut Abin
Syamsudin (2003) mencakup:
1. Karakter : yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi
etika perilaku, konsisten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2. Temperamen : yaitu disposisi reaktif dari
seseorang. Atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang
dating dari lingkungannya.
3. Sikap : sambutan terhadap objek yang bwersifat
positif, negative atau ambivalen.
4. Stabilitas emosi : yaitu kadar kestabilan reaksi
emosional terhadap rangsangan dari lingkungannya. Seperti mudah tidaknya
tersinggung, marah, sedih, atau putus asa.
5. Responsibilitas : (tanggung jawab), kesiapan
untukmenerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau
menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang
dihadapi.
6. Sosiabilitas : yaitu disposisi pribadi yang
berkaiatan dengan hubungan interpersonal, seperti : sifat pribadi yang terbuka
atau tertutup dan kemapuan berkomunikasi dengan orang lain.
1. Tipelogi kepribadian.
Berdasarkan pendapat Jung yang
didukung oleh Eysenck (Suryabrata,1995; Naisaban, 2003) ada dua type
kepribadian manusia:
1. Introvert.
· Berorientasi pada orang yang
bersikap tertutup dan memiliki subjektivitas terhadap dunia.
· Mudah tersinggung, apalgi oleh
lelucon yang mengenai dirinya. Kurang percaya diri, pemalu dan pendiam.
· Biasanya hidup dengan dunia yang
penuh dengan fantasi,impian dan persepsi individualis, memiliki nilai estetika
yang tinggi, suka aktivitas yang bersifat artistic dan memiliki nilai ekonomi
yang rendah dalam arti tidak menyukai hal-hal yang bersifat bisnis dan
keuangan.memilikikekuatan untuk cenderung menuju meditasi dan berfikiran
reflektif, seorang pemimpi, imajiner, dan filosofis.
2. Extrovert.
· Adalah kepribadian yang menyenangi
bersama orang lain, tidak merasa terpaksa untuk bersama orang lain atau hadir
dalam acara-acara social, tidak merasa kaku untuk berbicara didepan khayalak
ramai yang belum dikenal, mudah bergaul dean menyenangi bertemu dengan
orang-orang yang baru. Tidak kaku dan canggung dalam pergaulan, biasanya dia
disenangi oleh lingkungannya.
· Berorientasi pada orang yang
menuju keterbukaan dan bersikap objektif terhadap dunia.
· Sebagai pribadi sosial , optimis,
berbicara aktif , ketergantungan pada kelompok, dapat dipercaya dan mudah
beradaptasi.
· Selalu dipengaruhi dunia objektif,
dunia diluar dirinya. Dan selalu berorientasi keluar.
Gallen, seorang ahli filosofi Romawi
yang hidup diabad ke-2 masehi, yang pertama kali memperkenalkan teori empat
kepribadian yaitu:
1. Sanguin
Mempunyai energy yang besar , suka
bersenang-senang dan supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih
saying, dukungan, dan penerimaan orang2 disekelilingnya. Orang yang bertype
sanguine suka memulai percakapan dan menjadi sahabat bagi semua orang. Orang
tipe ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, bila ia tidak
teratur, emosional dan sangant sensitive terhadap apa yang dikatakan orang
terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang sanguine sering dikenal sebagai tukang
bicara.
2. Koleris.
Suka berorientasi pada sasaran.
Aktivitasnya dicurahkan untuk berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan.
Orang yang bertype koleris menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesame,
berusaha mengendalikan dan mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka
ditantang dan mau menberima tugas-tugas sulit. Tapi juga mereka suka merasa
benar sendiri, suka kecanduan jika melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak
peka terhadap perasaan orang lain. Orang koleris seperti ini sering
diidentifikasikan sebagai pelaksanan.
3. Melankolis.
Cenderung diam dan pemikir. Ia
berusaha mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalamn
type ini butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan
sesuatu. Orang bertype melankolis berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati,
perfeksionis, dan suka keteraturan. Karena itu, orang melankolis sering kecewa
dan depresi jika apa yang diharapkan tidak sempurna. Orang melankolis sering
diidentifikasikan sebagai pemikir.
4. Phlegmatis.
Kepribadian yang seimbang, stabil,
merasa diri cukup, dan tidak merasa perlu merubah dunia. Ia juga tidak suka
mempersoalkan hal-hal sepele, tidak suka beresiko atau tantangan, dan butuh
waktu untuk menghadapi perubahaan. Orang type ini kurang disiplin dan motivasi,
sehingga suka menunda-nunda sesuatu. Kadang, ia dipandang orang lain sebagai
lamban, bukannya ia kurang cerdas, tapi karena ia lebih cerdas dari yang
lainnya. Orang phlegmatis tidak suka keramaian ataupun banyak bicara. Namun, ia
banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat disaat yang tepat, sehingga
cocok menjadi negosiator. Orang phlegmatic kadang diidentifikasikan sebagai
pengamat.
By
: Ilhamda Rizki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar