Laman

Selasa, 27 November 2012

ADMINISTRASI DALAM DEWAN AMBALAN

Salah satu tolok ukur sebuah organisasi berjalan secara terorganisir dengan baik adalah sistem administrasi yang dijalankan. Namun, seringkali hal yang berhubungan dengan administrasi dianggap sebagai formalitas, bahkan sering diremehkan. Padahal sistem administrasi yang baik akan sangat membantu dan mutlak dibutuhkan jika sebuah organisasi ingin maju. Lebih-lebih bagi ambalan yang setiap tahun berganti kepengurusan.
Secara khusus, administrasi menjadi tanggung jawab kerani (sekretaris) dewan ambalan. Karena banyaknya tugas keadministrasian, sebaiknya kerani membentuk bidang tersendiri untuk mengelola keadministrasian. Administrasi yang baik sangat berguna antara lain untuk:
  • Pedoman pelaksanaan program kerja selama satu periode
  • Mengetahui perkembangan dewan ambalan
  • Mengetahui perkembangan anggota ambalan, seperti keaktifan atau pencapaian SKU.
  • Data/ arsip  sejarah ambalan sebagai bahan masukan pembuatan program kerja ke depan.
Sebuah dewan ambalan hendaknya memiliki kelengkapan administrasi sebagai berikut:
Buku pegangan pengurus
Berisi tentang semua hal yang perlu diketahui oleh pengurus dewan ambalan/ racana, khususnya yang menjadi pengurus harian (ketua, sekretaris, bendahara dan ketua bidang-bidang). Termasuk di dalamnya, tata laksana/ AD-ART, job description atau pembagian tugas, time shcedule program kerja dan petunjuk pengelolaan kesekretariatan.
Buku induk anggota
Berisi data pribadi semua anggota, seperti curiculum vitae/ data diri, penilaian keaktifan berkala, pencapaian SKU (syarat kecakapan umum) atau SKG (syarat kecakapan pramuka garuda), dll.
Buku catatan harian/ log book
Berisi catatan semua kejadian penting dalam ambalan. Lebih baik jika dilengkapi dengan dokumentasi kegiatan. Dari buku ini tercatat kronologis semua kegiatan baik kecil maupun besar yang telah dilaksanakan oleh ambalan.
Buku risalah rapat
Berisi data dan hasil setiap rapat yang diadakan baik oleh pengurus harian, rapat bidang atau rapat pleno yang diikuti oleh seluruh anggota ambalan. Meskipun ada banyak bidang, sebaiknya buku risalah rapat tetap menjadi satu.
Buku arsip surat masuk dan keluar serta buku ekspedisi
Untuk mencatat surat-surat yang masuk serta yang keluar. Buku ekspedisi adalah catatan ketika ambalan menugaskan pengurusnya untuk mengirim surat keluar.
Buku inventaris dan peminjaman barang
Inventarisasi sebaiknya dilakukan secara berkala minimal setiap bulan dan hasilnya dicatat dalam buku ini. Peminjaman barang inventaris sebaiknya disediakan memo khusus yang harus disetujui oleh pihak yang berwenang (misalnya kerani atau staff kesekretariatan bagian inventaris).
Buku catatan keuangan
Catatan keuangan yang dikelola oleh juru uang (bendahara) dan setiap bulan dilaporkan secara terbuka dalam rapat pengurus harian.
Buku tamu
Untuk mencatat setiap ada pengunjung bukan anggota ambalan/ racana yang memiliki keperluan tertentu. Misalnya memasukkan  surat edaran, meminjam alat, study banding atau keperluan lainnya.
Selain itu, juga perlu pengarsipan setiap surat masuk atau keluar, proposal kegiatan dan laporan pertanggungjawaban kegiatan. Organisasi yang memperhatikan administrasinya dengan baik, pasti dalam kegiatan di lapangan berjalan dengan baik juga.

DEWAN AMBALAN MENURUT SK KWARNAS

KUTIPAN SK KWARNAS TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

11. Wadah Pembinaan
a.   Ambalan adalah wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak di Gugusdepan.
e. Kelompok Kerja adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega untuk belajar dan mengembangkan suatu ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu guna kebutuhan suatu program. Anggota Kelompok Kerja adalah Pramuka Penegak dan Pandega, Pembina, Pelatih dan orang-orang yang dianggap mampu dan ahli dalam suatu bidang ilmu atau keterampilan tertentu untuk membuat perencanaan tentang program kegiatan Ambalan, Racana atau Dewan Kerja.
f. Sangga Kerja adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega yang mempunyai tugas melaksanakan program kegiatan Ambalan, Racana atau Dewan Kerja.

12. Pengorganisasian
a. Ambalan
1) Ambalan beranggotakan warga Ambalan yang terdiri atas :
Penegak, Calon Penegak dan Tamu Ambalan.
2) Untuk menggerakkan Ambalan dibentuk Dewan Ambalan
a) Dewan Ambalan terdiri atas semua Pramuka Penegak yang sedikitnya sudah dilantik sebagai Penegak Bantara.
b) Dewan Ambalan dipimpin oleh :
(1) Seorang Pradana
(2) Seorang Kerani
(3) Seorang Bendahara
(4) Seorang Pemangku Adat
c) Tugas Dewan Ambalan merencanakan dan melaksanakan program berdasarkan Keputusan Musyawarah Penegak.
3) Apabila diperlukan, Ambalan dapat membentuk Sangga. Dalam melaksanakan tugas, Dewan Ambalan dapat membentuk Sangga Kerja.
4) Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kehormatan anggota, maka dibentuk Dewan Kehormatan yang terdiri atas Pradana, Pemangku Adat, serta Pembina sebagai Penasehat.
5) Musyawarah Penegak dilaksanakan sedikitnya 1 (satu) tahun sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota Ambalan dengan acara:
a) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
b) Merencanakan kegiatan Ambalan yang akan datang.
c) Membicarakan Adat Istiadat Ambalan.
d) Memilih Pengurus Dewan Ambalan masa bakti berikutnya.

17. Tamu Penegak
a. Tamu Penegak adalah seorang Pramuka Penggalang yang karena usianya dipindahkan dari Pasukan Penggalang ke Ambalan Penegak, atau pemuda yang berusia 16 tahun sampai dengan 20 tahun yang belum pernah menjadi anggota Gerakan Pramuka.
b. Lamanya menjadi Tamu Penegak paling lama 3 (tiga) bulan.
c. Selama menjadi Tamu Penegak diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan adat-istiadat yang berlaku di Ambalan tersebut.
d. Bagi anggota Ambalan lainnya diberi kesempatan untuk mengenal dan menilai Tamu Penegak tersebut.

18. Calon Penegak
a. Calon Penegak ialah Tamu Penegak yang dengan sukarela menyatakan diri sanggup mentaati peraturan dan Adat Ambalan dan diterima oleh semua anggota Ambalan untuk menjadi anggota Ambalan tersebut.
b. Lamanya menjadi Calon Penegak sedikitnya 6 (enam) bulan.
c. Perpindahan status dari Tamu Penegak menjadi Calon Penegak dilaksanakan dengan upacara sederhana dan dialog yang mengandung pendidikan bagi segenap anggota Ambalan tersebut.
d. Calon harus mawas diri dan menghargai orang lain serta menyadari hak dan kewajibannya, antara lain :
1) Tidak mempunyai hak suara dalam musyawarah.
2) Mempunyai hak bicara dalam diskusi, pertemuan dan musyawarah.
3) Harus mengikuti acara Ambalan yang bersangkutan.
4) Berkewajiban menyelesaikan SKU tingkat Penegak Bantara.
5) Berkewajiban ikut menjaga dan mengembangkan nama baik Ambalannya.
e. Setiap Calon Penegak dibina oleh dua orang Penegak Bantara/Laksana dari Ambalan yang bersangkutan.

19. Penegak Bantara
a. Penegak Bantara adalah Calon Penegak yang telah memenuhi SKU bagi Penegak Bantara dan mentaati Adat Ambalan.
b. Perpindahan dari Calon Penegak menjadi Penegak Bantara dilaksanakan dengan upacara pelantikan, yang bersangkutan mengucapkan janji Trisatya dengan sukarela dan berhak memakai tanda pengenal untuk Penegak Bantara.
c. Selama menjadi Penegak Bantara diberi kesempatan latihan membaktikan diri kepada masyarakat dan membentuk kepribadian yang kuat.
d. Seorang Penegak Bantara wajib tetap melanjutkan latihan dan kegiatan lainnya untuk :
1) Menyelesaikan SKU bagi Penegak Laksana sehingga dapat dilantik sebagai Penegak Laksana.
2) Menempuh Syarat Kecakapan Khusus sesuai dengan kesenangan dan bakatnya sehingga mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus.
3) Mengembangkan bakat dan minatnya dalam Satuan Karya serta menyebarkan tugas pokok Sakanya itu sesuai dengan kemampuannya.
4) Mencari kesempatan untuk mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir sehingga dapat membantu menyelenggarakan kegiatan di Perindukan Siaga atau Pasukan Penggalang.
5) Berperan serta dalam memberikan bantuan kepada Kwartir sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada padanya.

20. Penegak Laksana
a. Penegak Laksana adalah Penegak Bantara yang telah memenuhi SKU bagi Penegak Laksana dan mentaati Adat Ambalan.
b. Perpindahan dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilaksanakan dengan upacara kenaikan dengan mengucapkan ulang janji Trisatya dengan sukarela dan berhak memakai tanda pengenal untuk Penegak Laksana.
c. Selama menjadi Penegak Laksana diberi kewajiban memimpin kegiatan bakti untuk Gerakan Pramuka dan masyarakat.
d. Seorang Penegak Laksana wajib tetap melanjutkan latihan dan kegiatannya bahkan dikembangan terus untuk :
1) Menambah jumlah/bobot dalam menempuh Syarat Kecakapan Khusus sehingga mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus yang lebih tinggi.
2) Memperdalam dan memperluas keikut sertaanya di dalam Satuan Karya.
3) Mengikuti kursus yang diselenggarakan Gerakan Pramuka.
4) Memberikan kesempatan untuk membaktikan dirinya dengan membantu menyelenggarakan latihan atau kegiatan untuk Perindukan Siaga atau Pasukan Penggalang.
5) Berperan serta dalam memberikan bantuan kepada Kwartir sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada padanya.

*Pengaturan dalam SK ini memang sengaja dibuat tidak mendetail, karena menyesuaikan situasi dan kondisi di daerah masing-masing. Hal itu juga merangsang para penegak untuk lebih kreatif membuat suatu aturan/ adat yang dari-oleh-untuk mereka sendiri.

Upacara Dalam Satuan Penegak

Upacara dalam satuan penegak sudah diatur petunjuk penyelenggaraannya sesuai dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Namun, tiap satuan bisa memberikan variasi yang berbeda sesuai dengan adat di satuan yang bersangkutan selama tidak menyalahi aturan yang ada.
Karena pelaksanaan upacara berkaiatan erat denga Peraturan Baris-berbaris (PBB), maka perlu juga diperhatikan standard PBB yang digunakan. Di Indonesia ada dua aturan, pertama, TUM (Tata Upacara Militer) yang biasa digunakan dalam militer dan TUS (Tata Upacara Sekolah) yang biasa dipakai oleh PASKIBRA (Pasukan Pengibar Bendera) atau PASKIBRAKA (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka). Sementara pramuka sendiri tidak memberi ketentuan TUM atau TUS yang berlaku digunakan. Maka tiap satuan bisa memilih mana yang lebih tepat digunakan.
MACAM UPACARA DAN PENGERTIANNYA
Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk memberntuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.
Upacara Umum
Upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.
Upacara Pembukaan Latihan dan Upacara Penutupan Latihan
Upacara yang dilakukan dalam rangka melaksanakan usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan GerakanPramuka.
Upacara Pelantikan
Upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang calon menjadi anggota Gerakan Pramuka, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Upacara yang dilakukan dalam rangka pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam satuan.
Upacara Kenaikan Tingkat
Upacara yang dilakukan dalam rangka pengesahan kenaikan tingkat kecakapan umum yang dicapai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan syarat kecakapan umum yang berlaku.
Upacara Pindah Golongan
Upacara yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota dari satu golongan ke golongan lain yang lebih tinggi dalam usia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Upacara Meninggalkan Ambalan
Upacara yang dilakukan dalam rangka mengantar Pramuka Penegak untuk terjun ke masyarakat dan berbakti secara langsung sesuai dengan bidangnya.
TUJUAN DAN SASARAN UPACARA
Tujuan upacara dalam Gerakan Pramuka adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur sehingga menjadi warga negara Indonesia  yang berpancasila seperti tercantum dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
Sasaran upacara dalam Gerakan Parmuka, adalah agar setiap Pramuka :
a.      memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan agama ;
b.     memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi ;
c.      selalu tertib di dalam hidup sehari-hari ;
d.     memiliki jiwa gotong royong dan percaya kepada orang lain ;
e.     dapat memimpin dan dipimpin ;
f.     dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib ;
g.      meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Mahaesa ;
POKOK-POKOK UPACARA
Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah bersaf, karena perhatian dan perkembangan jiwanya sudah terbuka luas.
Penghormatan kepada Bendera Sang Merah Putih dilakukan :
1) pada waktu pengibaran dan penurunan (penyimpanan) Sang Merah Putih ;
2) pada waktu Sang Merah Putih dibawa masuk atau keluar ruang upacara.
Pembacaan kode kehormatan dalam bentuk ketentuan moral budi pekerti :
Pembacaan Dasa Darma bisa dilakukan oleh 1 orang atau 2 orang putra dan putri. Pada saat pembacaan Dasa Darma tidak dilakukan penghormatan. Tetapi jika ada pembacaan Tri Satya maka dilakukan penghormatan. Sesuai dengan adat, penghormatan pada saat pembacaan Tri Satya bisa dilakukan dengan cara tangan kiri menggenggam ujung setangan leher dan menempelkan pada dada sebelah kiri (jantung) dan tangan kanan hormat. Pembacaan Dasa Darma bisa digantikan pembacaan SANDI AMBALAN.
UPACARA UMUM DALAM GERAKAN PRAMUKA
Petugas dalam upacara
Untuk  melaksanakan tiap upacara ditentukan petugas-petugas berikut :
a.      Pembina Upacara,
b.     Pemimpin Upacara,
c.      Pengatur Upacara,
d.     Pembawa Acara,
e.     Pengibar Bendera,
f.     Petugas-petugas lain.
Pembina Upacara
Pembina Upacara berhak :
a.      menerima penghormatan dari peserta upacara yang dipimpin oleh Pemimpin Upacara.
b.     Merobah dan mengesahkan rencana acara upacara yang diserasikan dengan situasi dan konsisi.
c.      Melaksanakan acara yang ditentukan
d.     Melimpahkan wewenangnya kepada Pemimpin Upacara.
Pemimpin Upacara
Pemimpin Upacara berkewajiban :
a.      Memimpin peserta upacara untuk memberikan penghormatan kepada Pembina Upacara.
b.     Mengatur ketertiban peserta upacara.
c.      Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pembina Upacara.
Pengatur Upacara
Pengatur Upacara berkewajiban :
a.      Menyusun rencana pelaksanaan upacara serta mengendalikan jalannya upacara.
b.     Mengajukan rencana pelaksanaan upacara untuk mendapatkan pengesahan dari Pembina Upacara dan memberikan penjeleasan seperlunya.
c.      Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pembina Upacara.
Pembawa Acara
Pembawa acara berkewajiban :
a.      Membaca acara upacara.
b.     Dalam keadaan terpaksa dapat mengambil kebijaksanaan dengan persetujuan dari Pengatur Upacara.
c.      Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pengatur Upacara.
Pengibar Bendera
Pengibar Bendera berkewajiban mengibarkan dan menurunkan bendera Sang Merah Putih, sesuai dengan ketentuan.
Petugas lain
Petugas lain berkewajiban melaksanakan tugas-tugas yang tidak dikerjakan oleh petugas-petugas di atas.
Upacara pengibaran Sang Merah Putih
a.      Urutan acara ditentutakan menurut keperluan dan disesuaikan dengan maksud dan tujuan upacara.
b.     Pedoman upacara pengibaran bendera Sang Merah Putih :
1)     Pasukan peserta upacara disiapkan oleh Pemimpin Upacara.
2)     Pembina Upacara menempatkan diri di tempat yang ditentukan.
3)     Penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pemimpin Upacara.
4)     Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara bahwa upacara siap dimulai.
5)     Petugas pengibar bendera Sang Merah Putih maju ke tiang bendera dan mengikatkan bendera dengan tali dan setelah bendera direntangkan, salah seorang petugas mengatakan: “Bendera siap”.
6)     Pemimpin Upacara memberi aba-aba: ”Kepada Sang Merah Putih ….. hormat grak”, dan semua peserta upacara memberi hormat, sampai bendera tiba di puncak tiang. Pengibaran bendera itu dapat diiringi dengan lagu Indonesia Raya oleh korps musik atau kelompok vocal.
7)     Setelah bendera sampai di puncak tiang, Pemimpin Upacara menyerukan aba-aba : “Tegak ..… grak”.
8)     Petugas Bendera mengikatkan tali ke tiang bendera, kemudian mundur tiga langkah, memberi hormat kepada bendera Sang Merah Putih dan kembali ke tempat semula.
9)     Mengheningkan cipta dan berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara.
10)   Pembacaan teks Pancasila.
11)   Amanat Pembina Upacara.
12)   Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara vahwa upacara pengibaran bendera telah dilaksanakan.
13)   Penghormatan pasukan peserta upacara kepada Pembina Upacara di pimpin oleh Pemimpin Upacara.
14)   Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara.
15)   Pasukan peserta upacara dibubarkan oleh Pemimpin Upacara.
Petugas dalam upacara
a.      Pasukan peserta upacara disiapkan oleh Pemimpin Upacara.
b.     Pembina Upacara menempatkan diri di tempat yang ditentukan.
c.      Penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pemimpin Upacara.
d.     Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara bahwa upacara penurunan/penyimpanan Sang Merah Putih siap dimulai.
e.     Petugas pengibar bendera Sang Merah Putih maju ke tiang bendera dan memberi hormat kepada Sang Merah Putih.
f.     Kemudian petugas melepas tali, dan setelah selesai mengatakan: “Bendera siap”.
g.      Pemimpin Upacara memberi aba-aba: ”Kepada Sang Merah Putih ….. hormat grak”, dan semua peserta upacara memberi hormat, sampai bendera tiba di batas bawah.
h.     Pemimpin Upacara menyerukan aba-aba : “Tegak ..… grak”, kemudian petugas melepas bendera dari tali lalu melipatnya dan selanjutnya dibawa ketempat semula (tidak balik kanan).
i.      Berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara.
j.      Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara vahwa upacara pengibaran bendera telah dilaksanakan.
k.      Penghormatan pasukan peserta upacara kepada Pembina Upacara di pimpin oleh Pemimpin Upacara.
l.      Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara.
m.    Pasukan peserta upacara dibubarkan oleh Pemimpin Upacara.
Bendera Setengah Tiang
a. Dalam keadaan berkabung, Sang Merah Putih dikibarkan setengah tiang, dengan jalan menaikkannya ke puncak tiang lebih dahulu, kemudian diturunkan sampai setengah tiang.
b. Penurunan bendera yang berkibar setengah tiang dilakukan dengan menaikkannya ke puncak tiang lebih dahulu, kemudian diturunkan.
Laporan
Pelaksanaan laporan diatur sebagai berikut :
a.      Peserta upacara dalam keadaan sikap sempurna.
b.     Pemimpin Upacara maju menghadap Pembina Upacara, menghormat lalu menyampaikan laporan tentang keadaan peserta upacara.
c.      Selesai laporan Pemimpin Upacara tanpa menghormat, kembali ke tempat semula.
d.     Laporan penutup dilaksanakan oleh Pemimpin Upacara dengan maju menghadap Pembina Upacara, langsung lapor tanpa menghormat lebih dahulu. Selesai laporan, memberi hormat kemudian kembali ke tempat.
Mengheningkan cipta dan berdoa
a.      Mengehningkan cipta dan berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara dengan menundukkan kepala dalam keadaan siap.
b.     Tutup kepala tetap dipakai.
c.      Sikap pada waktu berdoa sesuai dengan ketentuan agama dan kepercayaan masing-masing.
d.     Mengheningkan cipta dan berdoa dapat diiringi oleh korp musik/sangkakala/genderang.
Acara Pelengkap
Jika dalam upacara penurunan/penyimpanan bendera diadakan aubade (lagu-lagu sanjungan) dan atraksi, lagu-lagu tersebut dinyanyikan sesudah Pembina Upacara berada di mimbar lain.
UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN AMBALAN PENEGAK
Upacara Pembukaan Latihan di Ambalan Penegak diatur sebagai berikut :
a.      Kerapihan setiap anggota ambalan.
b.     Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
c.      Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
d.     Laporan Pemimpin Sanga kepada Pradana.
e.     Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.
f.     Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan.
g.      Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para pemimpin Sangga.
h.     Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.
i.      Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin penghormatannya.
j.      Pembacaan Dasaidarma atau Sandi Ambalan oleh petugas.
k.      Pembina Penegak atau Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh anggota ambalan.
l.      Pengumuman dari Pradana/Pembina.
m.    Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
n.     Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan.
UPACARA PENUTUPAN LATIHAN PASUKAN PENGGALANG
Jalannya Upacara Penutupan Latihan Peasukan Penggalang adalah sebagai berikut :
a.      Kerapihan setiap anggota ambalan.
b.     Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
c.      1) Pemimpin Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan.
2) Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.
d.     Pradana menjemput Pembina Penegak dan mengantarkannya ke sebelah kanan barisan.
e.     Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.
f.     Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan.
g.      Pembacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas.
h.     Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain-lain.
i.      Pradana memimpin berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
j.      Laporan Pradana kepada Pembina Penegak.
k.      Pradana membubarkan barisan.
UPACARA PENERIMAAN TAMU
Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Penegak dilaksanakan dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
a.      Tamu Ambalan mengambil tempat di kiri Pradana atau Pembina.
b.     Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota Ambalan.
c.      Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti kegiatan ambalan.
d.     Barisan dibubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan.
UPACARA PENERIMAAN CALON PENEGAK
Upacara Penerimaan Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan sesudah Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
a.      Pradana mengumpulkan anggota ambalan.
b.     Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan.
c.      Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan.
d.     Tamu ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan kepada ambalan.
e.     Pengantar kata Pradana atau Pembina.
f.     Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon Penegak.
g.      Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat.
h.     Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon.
i.      Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di ambalan.
j.      Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan acara latihan.
UPACARA PELANTIKAN CALON PENEGAK MENJADI PENEGAK BANTARA
Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara, tidak boleh dihadiri Calon Penegak lainnya. Pelaksanaannya diatur sebagai berikut :
a.      Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara.
b.     Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan pendamping kiri ke hadapan Pembina Penegak.
c.      Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri mengenai watak dan kecakapan calon.
d.     Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya.
e.     Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota ambalan menghormat dipimpin oleh Pradama/Petugas.
f.     Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara Pembina dan calon.
g.      Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
h.     Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya.
i.      Ucapan janji Trisatya dituntun oleh Pembina Penegal, dengan jalan  memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan di dada kiri tepat dengan jantungnya. Kemudian disusul dengan penyematan Tanda Penegak Bantara oleh calon Penegak sendiri.
j.      Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru dilantik.
k.      Ucapan selamat dari anggota ambalan.
l.      Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang selesai dilantik untuk kembali ke sangganya.
UPACARA KENAIKAN TINGKAT DARI PENEGAK BANTARA MENJADI PENEGAK LAKSANA
Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilakukan sebagai berikut :
a.      Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan.
b.     Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke hadapan Pembina Penegak.
c.      Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan kecakapan yang bersangkutan.
d.     Para pendamping kembali ketempat.
e.     Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan antara Pembina dan Penegak Bantara yang akan naik tingkat.
f.     Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina Penegak. Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat upacara anggota ambalan menghormat dipimpin Pradama atau petugas.
g.      Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan.
h.     Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.
i.      Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan.
j.      Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya dituntun Pembina memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanannya  ditempelkan di dada kiri tepat pada jantungnya
k.      Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing.
l.      Ucapan selamat dari anggota ambalan.
m.    Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.
UPACARA PEMBERIAN TANDA KECAKAPAN KHUSUS KEPADA PRAMUKA PENEGAK
Upacara pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Penegak yang telah memenuhi syarat dilakukan dalam rangkaian Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan dengan jalan sebagai berikut :
a.      Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil kedepan Pembina.
b.     Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi.
c.      Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina.
d.     Ucapan selamat dari anggota ambalan.
e.    Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.
UPACARA PELEPASAN PENEGAK YANG AKAN TERJUN KE MASYARAKAT
Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat dilakukan dalam bentuk informal, di luar pertemuan rutin.
a. Dilaksanakan oleh Sangga Kerja/Panita.
b. Acara upacara meliputi :
1) Penjelasan Pembina.
2) Penegak yang bersangkutan minta diri.
3) Sambutan wakil anggota ambalan.
4) Kata Pelepasan Pembina Penegak dan penyerahan surat keterangan.
5) Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan meninggalkan ambalan.
6) Berdoa dipimpin oleh Pembina Penegak.
7) Ramah Tamah diakhiri dengan membentuk rantai persaudaraan.
c. Tempat dan waktu tidak terikat.
KEANEKARAGAMAN
Mengingat bahwa upacara di satuan Pramuka itu bersifat serta bertujuan pendidikan dan agar tidak membosankan anggota, para pembina hendaknya dapat membuat berbagai keanekaragaman dan mengembangkan tata upacara menurut keadaan setempat. Keanekaragaman dan pengembangan tersebut tidak dibenarkan mengurangi isi prinsip-prinsip yang tercantum dalam petunjuk penyelenggaraan ini serta terjamin kekhidmatannya. Upacara lain yang tidak diatur dalam petunjuk diserahkan kepada kebijaksanaan para Pembina.

ADAT AMBALAN DAN RENUNGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK

Pramuka Penegak adalah kaum muda yang pada tingkat perkembangan jiwanya diantaranya pada kondisi:
a.    mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungannya.
b.    memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
c.    kehidupan emosinya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi psikis lainnya sehingga labih stabil dan lebih terkendali.

Kaum muda seusia Pramuka Penegak berfikir kritis, realistis, rasional dalam berpendapat dan dalam perilakunya tercermin menggunakan pendekatan kultural serta apa yang menjadi masukan dicerna melewati perenungan-perenungan.  Perkembangan semacam inilah yang membedakan dengan kelompok usia sebelumnya.

Pada kegiatan Pramuka Penegak kita dapati adanya:
a.    Adat Ambalan
b.    Sandi Ambalan
c.    Renungan Jiwa

Adat  merupakan kebiasaan yang disepakati dan ditaati oleh masyarakat lingkungan setempat yang sudah berlaku dari masa ke masa, sehingga terkesan merupakan peraturan dan tata nilai di masyarakat yang oleh anggotanya dijaga dan dilestarikan menjadi pedoman pergaulan dalam kehidupan di masyarakat.  Adat bersifat lokal, hanya berlaku di masyarakat tertentu dan tidak berlaku di masyarakat yang lain.

ADAT AMBALAN PRAMUKA PENEGAK
Adat Ambalan merupakan adat kebiasaan yang diciptakan oleh Ambalan Penegak dan disepakati sebagai suatu yang harus ditaati serta merupakan tata nilai yang dijadikan pedoman dalam upaya meningkatkan kepeduliaan  terhadap Tuhan YME, kepedulian pada bangsa dan tanah air sesama hidup dan alam lingkungannya kepedulian terhadap diri pribadinya, serta ketaatannya pada Kode Kehormatan Pramuka.

Anggota adat (Pramuka Penegak dalam Ambalan yang bersangkutan) bila berprestasi akan diberikan penghargaan sedang yang tersebut melanggar adat akan dikenakan sangsi.

Untuk dapat melestarikan Adat Ambalan, Dewan Ambalan Penegak menetapkan seorang Pemangku Adat yang dipilih dari anggota Ambalan yang senior, berpandangan luas dan teguh menjaga Adat Ambalan yang ada.

Macam-macam Adat Ambalan
Sedikit banyaknya yang manjadi Adat dalam Ambalan tergantung pada Ambalan itu sendiri. Contoh-contoh Adat Ambalan (yang pernah ada)
1)    Adat Ambalan pada saat penerimaan calon Penegak dari Tamu Ambalan.
Setelah Tamu Ambalan ialah pemuda atau Pramuka penggalang yang sudah berusia 16 tahun yang berminat untuk mengikuti kegiatan Pramuka Penegak beberapa kali mengikuti latihan/kegiatan Pramuka Penegak, Tamu Ambalan dihadapkan dewan kehormatan Ambalan untuk diwawancari apakah dia benar-benar tertarik dengan kegiatan Pramuka Penegak dan apakah selama ini dia aktif mengikuti kegiatan Ambalan.  Atas kemantapan tekat Tamu Ambalan tersebut dalam mengikuti kegiatan Ambalan, Dewan Kehormatan Ambalan menetapkan bahwa yang bersangkutan diterima sebagai calon Pramuka Penegak dengan harapan yang bersangkutan mengikuti keaktifannya dan menyelesaikan SKU Pramuka  Penegak Bantara.

2)    Adat Ambalan pada saat Calon Pramuka Penegak menyelesaikan SKU Pramuka Penegak Bantara
-    pada proses menyelesaikan SKU, calon Penegak didampingi oleh 2 (dua) orang Pramuka Penegak Bantara Laksana sebagai monitor, pembimbing dan pengamat perkembangan keterampilan dan sikap calon Penegak selama mengikuti kegiatan Ambalan.
-    pada saat menjelang pelantikan sebagai Penegak Bantara : calon diharuskan menjalankan tugas-tugas spritual, misalnya : berpuasa selama 2 (dua) kali penuh, membaca beberapa renungan jiwa dengan tujuan untuk lebih memantapkan semangat dan tekadnya untuk menjalankan tugas-tugas selanjutnya.
-    setelah tugas-tugas spiritual tersebut selesai dilaksanakan , calon diminta menyucikan diri dan membuang jauh-jauh hal-hal yang bersifat negatif.  Upacara adat ini disembuhkan dengan membasuh muka, berkumur, membasuh telinga dan tangan serta mengeringkan dengan handuk, kemudian handuk yang mengandung kotoran, akibat perbuatan dan sikap negatif yang pernah dilakukan dibuang.

3)    Adat Ambalan membaca Renungan jiwa
Adat ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian anggota Ambalan terhadap Tuhan YME, tanah air, bangsa, masyarakat, alam, lingkungan, diri sendiri serta ketaatannya kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Misalnya : Renungan jiwa pada saat :
-    peringatan hari besar nasional/agama
-    selesai upacara pelantikan
-    terdapat anggota Ambalan yang mengingkari/ melanggar Trisatya/ Dasadarma

4)    Adat Ambalan ketika seseorang akan dilakukan pelantikan Penegak Pelaksana.

5)    Adat Ambalan ketika melepas anggota Ambalan yang akan membaktikan diri ke masyarakat

d.    Perlengkapan Adat Ambalan
1)  Pusaka Ambalan
Sesuatu yang bersejarah bagi ambalan dan disepakati untuk dijadikan pusaka adat, yang akan dihadirkan pada saat upacara adat dilakukan.
2)  beberapa macam Renungan jiwa
3)  beberapa Sandi Ambalan
4)  kostum Pemangku Adat
5)  perlengkapan Upacara Adat

SANDI AMBALAN PRAMUKA PENEGAK
a.    Sandi Ambalan disusun oleh dan untuk Pramuka Penegak sendiri yang kemudian oleh Pemangku Adat ditetapkan sebagai perangkat Adat Ambalan.  Dalam proses penyusunannya, Pembina Pramuka Penegak memberikan pengarahan bahwa sumber utama dalam penyusunan Sandi Ambalan ialah :
1)    Pancasila
2)    Prinsip Dasar Kepramukaan
3)    Kode Kehormatan Pramuka
4)    AD dan ART Gerakan Pramuka
5)    Norma-norma  agama dan masyarakat
6)    Hal-hal yang menunjang pembinaan kepribadian kaum muda.

b.    Setiap  Ambalan memiliki Sandi Ambalan, yang merupakan norma hidup bagi Pramuka Penegak dalam Ambalan tersebut ; dengan demikian Sandi Ambalan hanya berlaku bagi anggota Ambalan tertentu dan tidak berlaku bagi Anggota Ambalan lain

c.    Bagi Pramuka Penegak, Sandi Ambalan merupakan sesuatu yang disakralkan, oleh karena itu ketika Sandi Ambalan dibacakan para Pramuka Penegak mengikutinya dengan cermat dalam suasana yang hening dan bahkan ada yang mengikutinya dengan sikap tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Pemangku Adat Ambalan.

Contoh Sandi Ambalan
SANDI AMBALAN

TIRULAH MATAHARI
“Atau paling tidak jadilah seperti rembulan yang mampu mengarahkan sinar, menerangi bumi di malam gulita. Cahaya matahari seperti ilmu dan kasih yang tak pernah berkurang meskipun senantiasa dipancarkan untuk menerangi semesta.”

Wajah zaman
Berlumuran debu hitam
Ibu pertiwi tersedu
Murka alam porak-porandakan negeri
Nafsu dan dengki coreng wajah bangsa
Anak negeri enggan dan berlalu

Wajah zaman
Berlumuran debu hitam
Segelintir merangkak terseok-seok
Gundah hati penuh tanya
Segelintir merangkak cari mulia
Sepenuh jiwa menempuh kelelahan
Mengejar mulia hingga banyak jemu

Wajah zaman
Berlumuran debu hitam
Mentari tenggelam, rembulan urung
Ibu pertiwi tersenyum dan beraksara
Jangan mengira mulia adalah madu yang kau makan
Takkan kau dapatkan mulia sebelum pahitnya sabar

Hanya yang bersungguh-sungguh dan bersabar
Yang akan menemukannya…

Kawanku,  Arjuna dan Srikandi Indonesia,
Tundukkan kepala dan pejamkan matamu,
Rasakan tiap degup jantungmu,
Renungkanlah …

Bumi yang kita pijak,
Langit yang kita tatap,
Udara yang kita hirup,
Cahaya mentari yang kita rasakan kehangatannya,
Rembulan yang benderang di tengah gulita,
adalah
bumi, langit, udara, mentari, rembulan yang sama
dengan yang disaksikan
Plato, Socrates, Heraklius, Gandhi, Soekarno

Jika mereka bisa terinspirasi olehnya,
kenapa kita tidak?!

Tanamkan mutiara itu dalam dadamu
Satya dan Dharma Praja Muda Karana
Hingga tiba saatnya,
Engkau mampu menyinari tanpa mentari
Berjalan di malam hari tanpa rembulan
Sorot matamu bagai sihir
Tajam keningmu bagai kilatan pedang

Tirulah matahari
Jadilah mentari bagi dunia

Buka matamu
Dan tataplah ke depan
Kemuliaan adalah keniscayaan

Wajah zaman
Berlumuran debu hitam

Gulita terbelah
Sinar cerah merekah
Selama jantung masih berdetak
Kami, jiwa muda Indonesia
Takkan menyerah
Mengawal zaman
Mempersembahkan untukmu ibu pertiwi
Semangat PASOEPATI – PUSPITA MURTI

RENUNGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK
a.    Renungan ialah suatu naskah singkat yang menguasai nilai-nilai spiritual, mental dan moral dalam upaya mengamalkan satya dan darma Pramuka
b.    Renungan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetuk hati para Pramuka Penegak agar selalu ingat Satya dan Darmanya dan selalu mengamalkannya sesuai dengan motto :
Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan
c.    Naskah renungan disusun oleh Pramuka Penegak sendiri, dengan bimbingan Pembina mereka dan dijaga kelestariannya oleh Pemangku Adat
d.    Macam-macam Naskah renungan, diantaranya:
1)    renungan bagi mereka yang akan dilantik
2)    renungan bagi mereka yang sedang mengalami masalah
3)    bebarapa renungan dalam menperingati hari besar nasional
4)    beberapa renungan dalam memperingati hari besar agama
5)    renungan pada upacara penutupan latihan

PENUTUP
Adat  Ambalan, Sandi Ambalan dan Renungan Jiwa Pramuka Penegak bagi kita (Pembina Pramuka Penegak) merupakan alat pendidikan ; oleh karena itu dalam proses penyusunannya hendaknya diupayakan agar Pembina Pramuka Penegak yang bersangkutan terlibat dalam posisi sebagai pembimbing, dan pengerak supaya Adat Ambalan, Sandi Ambalan dan renungan jiwa tersebut tidak menyimpang dari :
1.  Pancasila dan UUD 1945
2.  Prinsip Dasar Kepramukaan
3.  Kode Kehormatan Pramuka
4.  AD dan ART Gerakan Pramuka
5.  Norma-norma Agama dan Masyarakat
6.  Hal-hal yang menunjang pembinaan kepribadian kaum muda

KEPUSTAKAAN
1.      AD & ART GERAKAN PRAMUKA
2.      PENDIDIKAN NILAI GERAKAN PRAMUKA. Kwarnas. Jakarta. 1999
3.      Atmasulistya, Drs. H. Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.

Senin, 26 November 2012

ORGANISASI DALAM AMBALAN PENEGAK

1.  Ambalan Penegak
a.    Ambalan Penegak beranggotakan paling banyak 40 orang.
b.    Ambalan Penegak terbagi dalam satuan kecil yang disebut Sangga, masing-masing terdiri dari 5-10 orang.
c.    masing-masing Sangga memilih seorang pemimpin Sangga, dan selanjutnya Pemimpin Sangga terpilih diberi kepecayan untuk menunjuk wakil Pemimpin Sangga.
d.    Para Pemimpin Sangga bermusyawarah untuk memilih salah seorang diantara mereka sebagai Pemimpin Sangga Utama, yang disebut PRADANA.  Pradana memimpin Ambalan Penegak dan tetap merangkap jabatan sebagai pemimpin Sangga di Sangganya.

2.  Dewan Ambalan
a.    Dewan Ambalan diketuai oleh Pradana.
b.    Anggota Dewan Ambalan dipilih dari para Pemimpin dan Wakil Pemimpin Sangga, dengan susunan sebagai berikut:
1).   seorang Ketua yaitu Pradana.
2).   seorang Pemangku Adat.
3).   seorang Sekretaris.
4).   seorang Bendahara.
5).   beberapa anggota sesuai dengan kepentingannya.
c.    Dewan Ambalan bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan Ambalan dengan selalu berkosultasi kepada Pembina Ambalan.
d.    Dewan Ambalan mempunyai masa bakti sama dengan masa bakti Gugusdepan (3 tahun).
e.    Dewan Ambalan berkewajiban mengadakan musyawarah sedikitnya enam bulan  sekali.


3.  Dewan kehormatan
a.    Dewan Kehormatan diketuai oleh Pradana.
b.    Susunan Dewan Kehormatan, terdiri dari:
1)    Ketua dewan kehormatan.
2)    Wakil ketua.
3)    Sekretaris.
c.    Dewan kehormatan Penegak bertugas untuk membahas dan memutuskan tentang:
1)    peristiwa yang menyangkut kehormatan Pramuka Penegak.
2)    pelantikan, penghargaan atas jasa.
3)    pelanggaran terhadap Kode Kehormatan Pramuka.

4.  Pemangku Adat
a.    Pemangku Adat adalah seseorang atau beberapa orang yang dipilih Dewan Ambalan dengan tugas melestarikan Adat Ambalan.
b.    Setiap Ambalan Penegak memiliki sandi Ambalan dan Adat Ambalan, yang disusun, disepakati, dan ditaati oleh anggota Ambalan itu sendiri.
c.    Adat Ambalan harus mampu mendorong para Pramuka Penegak untuk berdisiplin, patuh dan mengarah kepada hidup bermasyarakat dan maju.
d.    Sandi dan Adat Ambalan merupakan gambaran watak dan pedoman tingkah laku anggota Ambalan, sehingga tampak ciri khas kehidupan para Pramuka Penegak Ambalan tersebut.

Dalam kepramukaan organisasi satuan adalah sangat penting dan  merupakan alat pendidikan, yang efektif dan efisien karena nantinya bermanfaat bagi anggota Pramuka ketika terjun di masyarakat yang sebenarnya menuju ke suatu kemantapan sikap mental positif, terbentuknya kepribadian yang luhur, berguna bagi dirinya sendiri, berguna bagi nusa dan bangsa serta berguna bagi agama yang dipeluknya.

KEPUSTAKAAN
1.    Keputusan Kwarnas No. 231 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan Gerakan Pramuka.
2.    Keputusan Kwarnas No. 080 Tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
2.    Bahan KML, Kwarnas, Jakarta, 1983.


CONTOH BAGAN STRUKTUR ORGANISASI AMBALAN PENEGAK




PRADANA
1. Berperan sebagai ketua yang memimpin penglolaan Dewan Ambalan.
2. Mempertanggung jawabkan kinerja Dewan Ambalan kepada Gugus Depan

PEMANGKU ADAT
1. Mengeloha kegiatan yang berhubungan dengan Adat Ambalan.
2.  Bertanggung jawab atas peningkatan kualitas kepribadian dan akhlak anggota ambalan.

KERANI
1.  Mengelola urusan sekretariat Dewan Ambalan.
2.  Bertanggung jwab atas pembinaan pengurus Dewan Ambalan.
3.  Bertanggung jawab atas pencitraan dan publikasi kegiatan Ambalan.
4.  Mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada Pradana.

JURU UANG
1.  Mengelola keuangan Dewan Ambalan.
2.  Membuat kegiatan dalam rangka usaha dana mandiri bagi Dewan Ambalan.
3.  Bertanggung jawab terhadap inventaris sarana dan prasarana Dewan Ambalan.
4. Mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada Pradana.

BIDANG KEGIATAN DAN OPERASIONAL
1.  Mengelola kegiatan ambalan, khususnya latihan rutin.
2.  Bertanggungjawab dalam pembentukan sangga kerja.
3.  Mempersiapkan kontingen untuk kegiatan partisipasi.
4.  Mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada Pradana.

BIDANG TEKNIK KEPRAMUKAAN
1.  Menyediakan bahan materi dan formulasi kegiatan, khusunya untuk latihan rutin.
2.  Melakukan pelatihan bagi kontingen untuk kegiatan partisipasi.
3.  Melakukan penelitian dan evaluasi terhadap kegiatan ambalan.
4.  Mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada Pradana.

BIDANG PENGABDIAN MASYARAKAT
1.  Mengelola kegiatan yang bersifat bakti masyarakat.
2.  Mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada Pradana.

Catatan:
Dewan Ambalan putra dan putri terpisah, sehingga memiliki struktur yang sama. Karena situasi dan kondisi, dalam aktifitasnya Dewan Ambalan Putra dan Putri bisa bekerja bersama-sama sebagai satu organisasi.
Bentuk setruktur, khususnya bidang-bidang dalam satuan penegak tidak ada aturan atau petunjuk penyelenggaraannya. Sehingga tiap Dewan Ambalan bisa membuat sesuai kebutuhan dan situasi dan kondisi yang ada.

By : Ilhamda Rizki

Mengenal tentang Penegak dan Kepenegakkan


Apa sih Penegak itu ?

Penegak secara etimologi berasal dari kata dasar ‘tegak’ menurut kamus bahasa Indonesia artinya berdiri dan diberi imbuhan pe- yang mempunyai makna ‘menjadi’. Apabila disatukan mempunyai arti menjadi berdiri atau menjadi tegak atau bisa dikatakan yang menegakkan. Diharapkan Penegak disini dapat berdiri tegak sendiri dengan kemampuan dan kekuatan dirinya sendiri tentunya dengan arahan orang dewasa.

Apabila kita mengingat sejarah perjuangan bangsa maka kata ‘Penegak’ itu diambil dari masa-masa menjelang kemerdekaan bangsa Indonesia hingga puncaknya yaitu saat diproklamasikannya kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Inilah masa dimana bangsa Indonesia menjadi tegak, berdiri menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. Namun dalam masa menegakkan eksistensinya sebagai Bangsa yang merdeka dan berdaulat, selalu ada tantangan hembusan angin yang kencang yaitu pergerakan untuk sejajar dengan bangsa-bangsa di dunia, untuk diakui sebagai bangsa yang merdeka dengan jerih payah sendiri, pergolakan yang terjadi di dalam negeri pun ikut mewarnai tegaknya bangsa ini. Untuk itulah, akhirnya istilah tegak digunakan dalam Gerakan Pramuka sebagai kiasan dasar perjuangan bangsa agar generasi muda Indonesia dapat menghargai perjuangan para pahlawan bangsa dan menegakkan terus cita-cita proklamasi bangsa Indonesia.

Jika merujuk pada pola pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega maka Penegak adalah masa masa latihan bakti dan masa-masa persiapan pengabdian yaitu masa menerapkan hasil latihan yang telah didapat selama dalam masa latihan bakti. Maka Penegak disini digambarkan sebagai kader yang dipersiapkan untuk dapat memberikan sumbangsih bagi masyarakat luas. Tentunya tergantung dari proses latihan yang dijalankan selama masa kepenegakan, hasil yang diperoleh dapat menjadi tolak ukur kualitas latihan Penegak.

Yang selama ini terjadi masa-masa latihan Penegak seperti halnya latihan pada golongan Pramuka Penggalang. Entah disadari atau tidak hal ini sudah menyimpang dari yang digariskan dalam pola pembinaan. Hal ini ditunjukan semakin merosotnya jumlah Pramuka Penegak pada saat ini. Persepsi yang berkembang dalam masyarakat bahwa Pramuka Penegak sama saja halnya seperti Pramuka Penggalang karena dilihat dari latihan yang dilakukan. Padahal latihan Penegak tidaklah seperti latihan Penggalang bahkan jika teman-teman Penegak menyadari bahwa masa Penegak adalah masa-masa yang paling menyenangkan. Lho kok bisa begitu? Benar. Karena pada masa Penegak, kita bisa berekspresi menunjukan kualitas diri dan menggali potensi yang dimiliki. Latihan-latihan yang dilakukan dapat disesuaikan dengan kebutuhan Penegak itu sendiri, tentunya berdasarkan pola pembinaan yang ada. Dan yang paling mengerti kebutuhan Penegak adalah Penegak itu sendiri. Apalagi sekarang telah dirubah istilah perserta didik bagi Pramuka Penegak menjadi anggota muda dan Pramuka Pandega mejadi anggota dewasa muda. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam membangun masyarakat menjadi “Mitra Bakti” artinya Pramuka Penegak diberikan posisi sebagai partner atau mitra dalam berbakti membangun masyarakat dan bangsa ini. Hal ini perlu dikaji kembali dan disosialisaikan kepada para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega agar mengetahui hal ini.

Kapan bisa jadi Penegak ?

Saat seseorang dapat dikatakan menjadi seorang Penegak adalah saat di telah memenuhi syarat baik itu syarat kecakapan umum atau pun dari segi usia. Seseorang dapat menjadi Penegak, saat berusia 16 tahun sampai dengan 20 tahun (berdasarkan AD/ART Gerakan Pramuka), dan telah memenuhi syarat kecakapan umum Pramuka Penegak Bantara dan telah dilantik menjadi Pramuka Penegak Bantara. Maka Seorang Pemuda dapat disebut sebagai seorang Penegak Bantara. Namun hal ini tidaklah sesuai dengan apa yang terjadi pada saat ini. Dan hal tersebut disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Dalam Pola Pembinaan disebutkan ada 2 tingkatan dalam Pramuka Penegak yaitu Pramuka Penegak Bantara dan Pramuka Penegak Laksana.

Penegak Bantara adalah orang muda yang sadar akan dirinya, sadar akan fungsinya sebagai bagian dari masyarakat dan mampu menjadi bagian antar komponen masyarakat. Disadari atau tidak, Penegak Bantara adalah pelopor bagi kemajuan masyarakat, pelopor bagi perubahan yang bermanfaat. Hal ini perlu disadari oleh seluruh Penegak Bantara.

Penegak Laksana merupakan pelaksana jati dirinya agar mampu mengaplikasikan semua potensi yang dimiliki untuk jadi yang terbaik bagi dirinya dan berguna bagi masyarakat sekitarnya. Memberikan sumbangsih nyata dengan berkarya nyata dan memahami tujuan hidupnya. Seorang laksana yang mampu melaksanakan apa yang menjadi impian dan cita-citanya. Seorang yang mampu bermitra dengan semua komponen masyarakat dan seorang pemimpin dari apa yang dilaksanakannya serta dapat bertanggung jawab atas semua yang dilaksanakannya.

Setelah menempuh semua kecakapan umum yang ada dalam penegak, alangkah lebih baik jika seorang Penegak menempuh kecakapan khusus yaitu Penegak Garuda. Pramuka Penegak Garuda adalah salah satu kecakapan khusus yang bergengsi dalam dunia Penegak. Namun saat ini hal tersebut berubah menjadi hal yang menakutkan entah karena apa, para Penegak sepertinya enggan untuk meningkatkan kualitas diri dengan menempuh syarat kecakapan Pramuka Penegak Garuda. Hal ini menjadi sesuatu yang sulit sekali ditempuh dan seakan-akan menjadi sesuatu yang nggak akan bisa ditempuh, sesuatu yang sakral. Padahal Penegak Garuda merupakan cerminan kualitas diri penegak. Tidak ada yang sulit jika ingin dilaksanakan. Persepsi yang berkembang di kalangan para Penegak bahwa sulit sekali untuk menempuh Penegak Garuda karena harus selalu benar dalam bertindak dan bertingkah laku, akan selalu menjadi sorotan apabila melakukan hal-hal yang tidak benar. Memang benar persepsi tadi namun hal tersebut tidaklah mutlak karena Pengertian Pramuka Penegak Garuda itu sendiri adalah Seorang Penegak yang telah memenuhi persyaratan untuk menjadi Penegak Garuda, seorang Penegak yang mampu mengendalikan dirinya dan mampu berbuat yang terbaik bagi yang lainnya. Dan hal ini bisa dilakukan oleh semua orang, tentu saja diniatkan dalam hati serta dilaksanakan melalui perbuatan dan tindakan yang nyata sesuai dengan kemampuan masing-masing. Hal ini tidak mengikat bahwa seorang Pramuka Penegak Garuda haruslah selalu benar, pengertian seperti ini dangkal sekali bagi seorang yang telah beranjak dewasa. Seharusnya dengan menempuh Penegak Garuda, seorang Penegak dapat mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan bidangnya masing-masing. Jika aturan yang berlaku mengatur hal tersebut terlalu kaku, dikembalikan lagi pada sosok seorang Pembina Pramuka Penegak yang harus mampu mengarahkan dan memotivasi para Pramuka Penegak agar bisa menempuh dan menjadi Pramuka Penegak Garuda. Ujian-ujian yang dilakukan pun harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan dan kemampuan Penegak itu sendiri. Kalau ingin para penegak ini tumbuh berkembang menjadi kader-kader bangsa yang siap melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa.

Penegak itu ada dimana sih ?

Dalam sebuah gugus depan lengkap, semua golongan Pramuka ada mulai dari Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega. Namun hal ini jarang sekali ditemukan, seolah-oleh saat ini gugus depan terkotak-kotak. Kedudukan gugus depan itu sendiri menjadi rancuh dan mengikuti pola institusi sekolah, ada gugus depan yang berpangkalan di sekolah dasar (SD) yang didalamnya hanya ada Pramuka Siaga dan Penggalang sekolah dasar, gugus depan yang berpangkalan di Sekolah Menegah Pertama (SMP) hanya terdapat Pramuka golongan Penggalang, Di SMA/SMK/MA hanya ada Pramuka golongan Penegak sedangkan Pramuka Pandega seakan–akan hanya ada di Perguruan Tinggi saja. Adapun Gugus depan lengkap atau biasa yang disebut Gudep teritorial tapi terkadang menjadi eksklusif dan hanya diperuntukan untuk beberapa kalangan saja. Hal ini jelas sekali banyak terjadi kesimpang siuran tentang pengertian Gudep lengkap dan Gudep territorial. Bagaimanapun juga harus ada yang berani meluruskan jika ingin Gerakan Pramuka di Indonesia berkembang dan maju. Untuk apa diterbitkannya petunjuk penyelenggaraan yang mengatur tentang Gugus depan jika tidak dilaksanakan sesuai dengan petunjuk penyelenggaraan tersebut. Walaupun sebenarnya semua itu harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Namun semua ini kembali kepada siapa yang mau memahami tujuan dari diadakannya Gugus Depan itu sendiri.

Saat ini kwartir nasional sedang mensosialisaikan istilah Gugus Depan berbasis masyarakat. Karena melihat kondisi Gerakan Pramuka yang secara umum mengalami penurunan. Gerakan Pramuka yang selama ini dianak emaskan oleh Pemerintah kini harus survive menjaga kelangsungan hidupnya. Sebenarnya Gugus depan itu sendiri tidaklah harus berada pada institusi sekolah, gugus depan dapat didirikan di mana saja asal memenuhi persyaratan tentang berdirinya suatu Gugus Depan. Apalagi jika gugus depan ini ada di masyarakat maka peran dan fungsi gugus depan itu dapat diarahkan untuk kemajuan masyarakat. Walaupun saat ini sudah ada gugus depan yang berbasis masyarakat namun jumlahnya masih terhitung sedikit sekali. Apabila Gerakan Pramuka mau berbenah diri memperbaiki sistem dan personal dalam Gerakan Pramuka itu sendiri maka akan dirasakan kemajuannya.



Sebagai seorang Pramuka Penegak diharapkan dapat menjadi pilar dan pendobrak kearah kemajuan dan mampu menjadi sosok yang bisa dijadikan teladan dalam masyarakat.

Dalam dunia Penegak dan Pandega ada yang disebut sebagai wadah pembinaan yaitu Ambalan, Racana, Dewan Kerja, Satuan Karya, Kelompok Kerja dan Sangga Kerja.

Ambalan adalah wadah pembinaan bagi para Penegak di tingkat Gugus Depan, merupakan satuan Penegak yang terdiri dari Penegak, calon Penegak dan Tamu ambalan. Untuk menggerakan ambalan dibentuk Dewan Ambalan yang terdiri dari semua Penegak yang telah dilantik. Dewan Ambalan dipimpin oleh seorang Pradana. Tugas dari Dewan Ambalan adalah merencanakan, melaksanakan program berdasarkan keputusan Musyawarah Penegak. Apabila diperlukan, Dewan Ambalan dapat membentuk sangga kerja untuk melaksanakan program-programnya.

Racana adalah wadah pembinaan bagi Pramuka Pandega di tingkat Gugus Depan.

Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah wadah pengembangan kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di tingkat kwartir, beranggotakan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, bersifat kolegial dan merupakan bagian dari kwartir yang mengelola Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

Satuan Karya adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menambah ketrampilan dan pengetahuan khusus, beranggotakan para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang pada saat tertentu mengikuti secara langsung kegiatan satuan karya.

Kelompok kerja adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk belajar dan mengembangkan suatu ilmu pengetahuan dan ketrampilan tertentu guna kebutuhan suatu program, beranggotakan Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, Pembina, Pelatih dan orang-orang yang dianggap mampu dan ahli dalam suatu bidang ilmu atau ketrampilan tertentu untuk membuat perencanaan dalam suatu program kegiatan dari Ambalan, Racana atau Dewan Kerja.

Sangga Kerja merupakan wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan suatu program kegiatan, beranggotakan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang mempunyai tugas melaksanakan program kegiatan Ambalan, Racana atau Dewan Kerja.

Nah sekarang teman-teman sudah tahu dimana ada Penegak. Mudah-mudahan bisa menjadi pengetahuan bagi teman-teman Penegak yang lain. Agar bisa mengaplikasikan dan memanfaatkan wadah-wadah pembinaan yang ada.

Kenapa harus jadi Penegak ?

Salah satu alasan yang mungkin bisa diterima oleh semuanya adalah karena kita sebagai anak bangsa yang ingin membawa bangsa ini maju dan besar, tidak ingin bangsa ini terpuruk dan terpecah belah. Dengan menjadi Pramuka Penegak berarti kita dapat dan telah melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa serta memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara. Karena kita sebagai pemuda Indonesia yang cinta tanah air dan bangsa, sebagai generasi penerus kepemimpinan bangsa ini. Salah satu alasan yang paling sederhana adalah karena kita ingin memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri.

Selain itu, manfaat menjadi Pramuka Penegak adalah kita dapat berekspresi sesuai keinginan kita karena salah satu prinsip kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah dari, oleh dan untuk dengan bimbingan orang dewasa. Kita juga dapat mengembangkan potensi kepemimpinan dan ketrampilan sesuai hobi/bidang yang diminati. Dengan begitu pola pikir dapat berubah menjadi lebih dewasa dan berkembang sesuai potensi yang kita miliki.

Siapa yang jadi Penegak ?

Pada prinsipnya untuk menjadi Pramuka Penegak adalah pemuda yang sudah dilantik menjadi anggota Gerakan Pramuka dan telah memenuhi syarat untuk menjadi Pramuka Penegak. Untuk masuk menjadi anggota Pramuka tidak dipaksakan, bahkan masuk dengan sukarela dalam arti mereka masuk karena mereka suka Pramuka dan rela tanpa adanya paksaan serta rela mematuhi aturan yang berlaku dalam Gerakan Pramuka.

Siapapun yang menjadi Pramuka Penegak harus mengerti dan memahami arti Penegak itu sendiri. Dengan berpedoman pada prinsip dari oleh dan untuk penegak itu sendiri dengan bimbingan orang dewasa, Pramuka Penegak dapat merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan kegiatan yang dibutuhkan oleh Penegak itu sendiri. Para Penegak diberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai seorang Pramuka Penegak. Namun jangan sampai aktualisasi diri yang kebablasan, oleh karena itu peran dan fungsi orang dewasa dibutuhkan sebagai kontrol.

Singkatnya, semua pemuda Indonesia yang berusia 16 s.d 20 tahun berhak untuk menjadi anggota Gerakan Pramuka khususnya Pramuka Penegak.

Bagaimana jadi Penegak ?

Proses untuk menjadi Pramuka Penegak tidaklah sulit dan akan saya gambarkan sesuai dengan pola pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

Pelaksanaan proses pengembangan ini dimulai dari Tamu Penegak yaitu seorang Penggalang yang karena usiannya dipindahkan dari pasukan penggalang ke Ambalan Penegak, atau pemuda yang berusia 16 s.d 20 tahun yang belum pernah menjadi anggota pada suatu Ambalan Penegak. Lamanya menjadi tamu penegak ini minimal 3 bulan dan selama menjadi tamu penegak diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan adat istiadat yang berlaku di Ambalan tersebut. Dan bagi anggota Ambalan lainnya diberi kesempatan untuk mengenal dan menilai Tamu Penegak tersebut.



Setelah dirasa cukup, maka seorang Tamu Penegak yang dengan sukarela menyatakan diri sanggup mentaati peraturan dan adat Ambalan, dan diterima oleh semua anggota Ambalan untuk menjadi anggota Ambalan tersebut, menjadi seorang calon Penegak. Lamanyanya minimal 6 bulan dan perpindahan status dari Tamu Penegak menjadi calon Penegak dilaksanakan dengan upacara sederhana dan dialog yang mengandung pendidikan bagi segenap anggota Ambalan tersebut.

Calon harus mawas diri dan menghargai orang lain serta menyadari hak dan kewajibannya, antara lain :

· Tidak mempunyai hak suara dalam musyawarah

· Mempunyai hak bicara dalam diskusi, pertemuan dan musyawarah

· Harus mengikuti segala acara Ambalan yang bersangkutan sesuai dengan kondisinya.

· Berkewajiban menyelesaikan SKU tingkat Penegak Bantara

· Berkewajiban ikut menjaga dan mengembangkan nama baik Ambalannya

Seorang calon Penegak yang telah memenuhi SKU bagi Penegak Bantara dan mentaati adat Ambalan dapat menjadi Penegak Bantara. Perpindahan dari calon Penegak menjadi Penegak Bantara dilaksanakan dengan upacara pelantikan, yang bersangkutan mengucapkan janji Tri Satya dengan sukarela dan berhak memakai tanda tingkatan untuk Penegak Bantara. Selama menjadi Penegak Bantara diberi kesempatan latihan membuktikan diri kepada masyarakat dan membentuk kepribadian yang kuat.

Seorang Penegak Bantara wajib tetap melanjutkan latihan dan kegiatan lainnya untuk:

v Menyelesaikan SKU bagi Penegak Laksana sehingga dapat dilantik sebagai Penegak Laksana.

v Menempuh Syarat Kecakapan Khusus sesuai dengan kesenangan dan bakatnya sehingga mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus.

v Mengembangkan bakat dan minatnya di dalam satuan karya serta menyebarkan misi sakanya itu sesuai dengan kemampuannya.

v Mencari kesempatan untuk mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir sehingga dapat membantu menyelenggarakan kegiatan di perindukan siaga atau pasukan penggalang.

v Berperan serta dalam memberikan bantuan kepada kwartir sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada padanya.

Penegak Laksana ialah Penegak yang telah memenuhi SKU Penegak Laksana dan mentaati adat Ambalan. Perpindahan dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilaksanakan dengan upacara kenaikan tingkat dengan mengucapkan ulang janji Tri Satya dengan sukarela dan berhak memakai tanda tingkatan untuk Penegak Laksana.

Dalam tingkat Penegak Laksana, seorang Penegak Laksana wajib tetap melanjutkan latihan dan kegiatannya bahkan dikembangkan terus untuk :

v Menambah jumlah bobot dalam menempuh syarat kecakapan khusus sehingga mendapatkan tanda kecakapan khusus yang lebih tinggi.

v Memperdalam dan memperluas keikutsertaannya di dalam satuan karya.

v Mengikuti kursus yang diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka.

v Memberikan kesempatan untuk membaktikan dirinya dengan membantu menyelenggarakan latihan atau kegiatan untuk pramuka siaga atau Pramuka Penggalang.

v Berperan serta dalam memberikan bantuan kepada kwartir sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada padanya.

Arti Kiasan Bantara dan Badge Tunas Kelapa



Bantara kepanjangan dari Bantuan Tenaga Rakyat. Bintang dengan Warna kuning mempunyai 3 arti
1. Sifat kepemimpinan yang luhur

2. Ketuhanan Yang Maha Esa
3. Cita-cita yang tinggi

Tunas kelapa warna kuning yang saling membelakangi Arti ; sebagai seorang Pramuka yang harus dapat berkembang ke luar dan ke dalam.
1. Diri Dalam : Punyai sikap tegas dalam membawa diriLuar : Berguna bagi orang lain yang memerlukan pertolongan
2. Gudep Dalam : Membenahi dari dalam Gudep supaya Gudep kokoh dan tercipta kerukunanLuar : Membawa nama dan menjaga nama baik Gudep di luar lingkungan Gudep
3. Pramuka Dalam : Membenahi Gerakan Pramuka dari dalam
    Pramuka Luar : Menunjukkan keluar bahwa Pramuka mempunyai ketrampilan khusus untukdipergunakan dalam masyarakat



BADGE TUNAS KELAPA
Badge ini diciptakan oleh Bapak Soenardjo  Atmodipuro dari Purwokerto Jawa Tengah. Gambar-gambar berarti :
1. Ring, merupakan pagar kehidupan Pramuka yaitu Dasa Dharma
2. Bintang segi lima warna kuning emas, sifat kempemimponan yang luhur
3. Tulisan ” GERAKAN PRAMUKA” melintang di tengah, melukiskan garis katulistiwa
4. Garis melingkar, melukiskan persatuan yang kokoh
5. Padi dan kapas, melukiskan keaslian dan kemakmuran

Kamis, 01 November 2012

TEORI KEPRIBADIAN PSIKOANALISA



Ruth berry (2001: 2) Psikoaanalisa adalah sistem menyeluruh dalam psikologi yang dikembangkan oleh freud secara berlahan ketika ia menangani orang yang mengalami neurosis dan masalah mental lainnya.
Teori Kepribadian Psikoanalisa merupakan salah satu aliran utama dalam sejarah psikologi. Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Secara historis Psikoanalisa adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Yang kedua adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga adalah psikologi eksistensial-humanistik.

Menurut Freud, lapisan kesadaran jiwa itu kecil, dan analisis terhadapnya tidak dapat menerangkan masalah tingkah laku seluruhnya. Freud juga berpendapat bahwa energi jiwa itu terdapat didalam ketidaksadaran, yang berupa insting-insting atau dorongan-dorongan (Fudyartanta, 2005: 89).
Freud membandingkan jiwa dengan gunung es dimana bagian lebih kecil yang muncul di permukaan air menggambarkan daerah kesadaran, sedangkan massa yang jauh lebih besar di bawah permukaan air menggambarkan daerah ketidaksadaran (Koswara, 1991: 60). Di dalam daerah ketidaksadaran itu ditemukan dorongan-dorongan, nafsu-nafsu, ide-ide, dan perasaan-perasaan yang ditekan.
A.    Tingkat Kehidupan Mental
Menurut freud dalam buku Theorys of Personality (Feist, Jess dan Gregory J. Feist, 2008: 22), kehidupan mental dibagi menjadi dua tingkatan yaitu alam bawah sadar (unconscious) dan alam sadar (conscious). Alam sadar sendiri memiliki dua lagi tingkatan yang berbeda, yakni alam bawah sadar sesungguhnya dan ambang-kesadaran (preconscious).
Latipun (2010; 47) menyatakan bahwa tingkat kehidupan mental dapat disebut juga teori topografi  yaitu merupakan teori psikonalisis yang menjelaskan tentang kepribadian manusia yang terdiri dari sub-subsistem. Bagi freud kepribadian manusia berhubungan dengan alam kesadaran (awareness). Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
  1. Alam sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat individu menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita.
  2. Alam prasadar yaitu bagian dasar yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita berusaha mengingatnya kembali.
  3. Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian besar yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan didalamnya.
B.     Struktur Kepribadian
Dalam teori psikoanalisa, kepribadian dipandang sebagai stuktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem, yaitu id, ego, dan superego (Supratiknya, 1993: 32). Ketiga unsur atau sistem tersebut adalah sebagai berikut :
  • Id
Id (istilah Freud: das Es) adalah sistem kepribadian yang paling dasar, sistem yang didalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Untuk dua sistem yang lainnya, id adalah sistem yang bertindak sebagai penyedia atau atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh sistem-sistem tersebut untuk operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya.
  • Ego
Ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada  dunia objek dari kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Apabila dikaitkan dengan contoh orang yang sedang lapar, maka bisa diterapkan bahwa ego bertindak sebagai penunjuk atau pengarah kepada orang yang sedang lapar ini kepada makanan.
  • Superego
Superego (istilah Freud: das Ueberich) adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk). Menurut Freud, superego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan, berpengaruh, atau berarti bagi individu tersebut seperti orang tua dan guru (Supratiknya, 1993: 35).
Adapun fungsi utama dari superego adalah sebagai berikut :
1)      Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-impuls tersebut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.
2)      Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral ketimbang dengan kenyataan.
3)      Mendorong individu kepada kesempurnaan.
C.    Dinamika Kepribadian
Dorongan-Dorongan ( Drives )
Menurut Freud  ( 1933/1964 ) dalam buku Theorys of Personality (Feist, Jess dan Gregory J. Feist, 2008: 29), beragam dorongan dapat dikelompokkan menjadi dua kubu utama : seks atau Eros, dan agresif, distraksi atau Thanatos. Dorongan-dorongan ini berakar dalam Id. Namun, mereka tunduk pada pengontrolan Ego. Dorongan memiliki bentuk energy psikisnya sendiri : Freud menggunakan kata Libido untuk energy dorongan seksual. Namun, energy bagi dorongan agresif masih belum dinamainya.
  • Seks
Tujuan dari dorongan seksual adalah kesenangan namun, kesenangan ini tidak terbatas hanya pada kesenangan genital semata. Tujuan akhir dorongan seksual ( pengurangan tegangan seksual ) tidak dapat diubah namun, jalan untuk mencapai tujuan ini bisa beragam.
Fleksibilitas objek seksual atau pribadi seksual dapat mengenakan samara Eros yang lebih jauh. Objek erotis dapat ditransformasikan atau dipindahkan dengan mudah. Sebagai contoh, seorang bayi yang dipaksa terlalu cepat untuk lepas dari putting ibunya sebagai objek seksual mungkin akan menggantinya dengan jempol tangan sebagai objek kesenangannya. Namun, seks sendiri dapat mangambil banyak bentuk yang lain, seperti Narsisisme, cinta, sadisme, dan masokhisme. Dua yang terakhir ini memiliki komponen dorongan agresif.
  • Agresi
Tujuan dari dorongan destruktif, menurut Freud, adalah mengembalikan organism pada kondisi anorganis. Dorongan agresif juga menjelaskan kebutuhan atas penghalang-penghalang yang sudah dibangun manusia untuk mengendalikan agresi.
Contohnya perintah seperti “kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri”.
Kecemasan ( anxiety )
Kecamasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu. Freud ( 1933/1964 ) menekankan bahwa ini adalah kondisi yang tidak menyenangkan, bersifat emosional, dan sangat terasa kekuatannya, disertai sebuah sensasi fisik yang memperingatkan seseorang terhadap bahaya yang sedang mendekat.
Ada tiga macam kecemasan :
Kecemasan Neurotis
Kecemasan neurotis adalah ketakutran terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan seseorang melalkukan suatu tindakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi dirinya sendiri. Contohnya adalah seseorang akan mengalami kecemasan ini karena kehadiran seorang guru, majikan, atau figure otoritas lain.
Kecemasan Moralistis
Kecemasan moralistis adalah katekutan terhadap hati nurani sendiri. Kecemasan ini bersal dari konflik antara ego dan superego. Kecemasan moralistis contohnya, akan muncul dari godaan seksual jika seorang anak percaya bahwa menyerah pada godaan akan membuat dirinya keliru secara moral. Namun, kecemasan moralistis juga bisa muncul akibat kegagalan untuk bersikap secara konsisten dengan apa yang dianggap benar secara moral, contohnya gagal merawat orang tua yang sudah lanjut usia.
Kecemasan Realiatis
Kecamasan realistis adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang ada. Contohnya, kita dapat mengalami kecemasan realistis ketika berkendara di lalu lintas yang padat dan bergerak cepat di sebuah kota yang belum kita kenal. Kecemasan realistis ini berbeda dari rasa takut karena rasa takut tidak perlu malibatkan suatu objek spesifik yang menakutkan, contohnya jika sepeda motor kita tiba-tiba terpeleseta dan lepas kendali di atas sebuah jalan tol yang bersalju.
Kecemasan berfungsi  sebagai mekanisme penjagaan ego karena dia memberi sinyal bahwa bahaya tertentu sedang mendekat ( Freud, 1933/1945 ). Contohnya, sebuah mimpi kecemasan yang memberi sinyal kepada sensor kita mengenai bahaya yang sedang mendekat akan mengambil bentuk samaran imaji-imaji mimpi sebaik-baiknya.
 D.    Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan merupakan suatu cara ekstrem yang ditempuh oleh ego untuk menghilangkan tekanan kecemasan yang berlebihan-lebihan. Pertahanan-pertahanan pokok tersebut adalah represi, proyeksi, pembentukan reaksi, fiksasi, dan regresi (Anna Freud, 1946). Menurut Supratiknya (1993: 86), semua mekanisme pertahanan tersebut mempunyai dua ciri umum yaitu :
1)      Mereka menyangkal, memalsukan, atau mendistorsikan kenyataan.
2)      Mereka bekerja secara tak sadar sehingga orangnya tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Dalam Latipun (2010; 51) Freud mengemukakan banyak bentuk mekanisme pertahanan diri yang dimanifestasikan dalam perilaku dan bentuknya bermacam-macam. Adapun bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri tersebut sebagai berikut:
  1. Distorsi merupakan pertahanan yang dilakukan dengan melakukan penyangkalan terhadap kenyataan hidupnya dan tujuan untuk menghindari kecemasannya.
  2. Proyeksi merupakan upaya menyalahkan orang lain atas kesalahan dirinya sendiri atau melemparkan keinginannya yang tidak baik kepada orang lain.
  3. Regresi adalah secara tidak sadar memunculkan periaku yang tiak matang, yaitu mundur ke fase perkembangan yang sebelumnya dipandang tidak terlalu berat tuntutannya.
  4. Rasionalisai artinya membuat-buat alasan yang tampak masuk akal guna membenarkan tindakanya yang salah atau meminimalkan konsekuensi kejiwaan yang didapat karena kesalahannya, sehingga apa yang dialami dapat diterima orang lain dan terhindar dari rasa cemas.
  5. Sublimasi merupakan mengganti dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima secara sosial ke bentuk yang bisa diterima secara sosial.
  6. Salah sasaran (displacement) merupakan menggantikan perasaan bermusuh atau agresivitasnya dari sumber-sumber aslinya ke orang atau obyek lain yang biasanya kurang penting.
  7. Identifikasi merupakan menambah harga diri dengan cara menyamakan dirinya dengan orang lain yang mempunyai nama.
  8. Kompensasi yaitu menutupi kelemahan dengan jalan memuaskan atau menunjukkan sifat tertentu secara berlebihan karena frustasi dalam bidang lain.
 E.     Perkembangan Kepribadian
Tahap-tahap perkembangan menurut Freud ada empat, yaitu (Supratiknya, 1993: 90) :
  • Tahap Oral
Pada tahap ini berlangsung kira-kira selama satu tahun. Mulut merupakan daerah pokok kegiatan dinamik. Sumber kenikmatan pokok yang berasal dari mulut adalah makanan. Makan meliputi stimulasi sentuhan terhadap bibir dan rongga mulut, serta menelan atau jika makanan itu tidak menyenangkan, maka memuntahkan keluar. Kemudian setelah gigi tumbuh maka mulut dipakai untuk menggigit dan mengunyah. Dua macam aktifitas oral ini, yaitu menelan makanan dan menggigit merupakan prototipe bagi banyak ciri karakter yang berkembang di kemudian hari.
  • Tahap Anal
Setelah makanan dicernakan, maka sisa-sisa makanan menumpuk diujung bawah dari usus dan secara refleks akan dilepaskan keluar apabila tekanan pada otot lingkar dubur mencapai taraf tertentu. Pengeluaran feses menghilangkan sumber ketidaknyamanan dan menimbulkan perasaan lega. Ketika pembiasaan akan kebersihan dimulai, biasanya selama umur dua tahun, anak mendapatkan pengalaman pertama yang menentukan tentang pengaturan atas suatu impuls instingtual oleh pihak luar. Hal ini tergantung pada cara-cara khusus pembiasaan akan kebersihan yang diterapkan ibu. Apabila cara-cara ibu sangat keras, anak bisa menahan fesesnya dan mengalami sembelit. Atau karena himpitan cara yang represif itu, anak bisa melampiaskan kemarahannya dengan membuang feses pada saat-saat yang tidak tepat. Sebaliknya, apabila ibu adalah tipe orang yang sabar, mau membujuk anak untuk buang air besar dan memuji secara berlebih-lebihan kalau si anak berbuat demikian, maka anak akan memperoleh pengertian bahwa aktifitas mengeluarkan feses itu adalah sangat penting.
  • Tahap Phalik
Selama tahap perkembangan kepribadian ini yang menjadi pusat dinamika adalah perasaan-perasaan seksual dan agresif berkaitan dengan mulai berfungsinya organ-organ genital. Tingkah laku anak pada tahap ini yaitu usia tiga sampai lima tahun banyak ditandai oleh bekerjanya kompleks Oedipus. Kompleks Oedipus meliputi kateksis seksual terhadap orang tua yang berlainan jenis serta kateksis permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan menyingkirkan ayahnya sedangkan anak perempuan ingin memiliki ayahnya dan menyingkirkan ibunya. Perasaan-perasaan ini menyatakan diri dalam khayalan pada waktu anak melakukan masturbasi dan dalam bentuk pergantian antara sikap cinta dan sikap melawan terhadap kedua orang tuanya. Tahap-tahap oral, anal, dan phalik, disebut dengan tahap-tahap pragenital.
  • Tahap laten
Tahapan ini berlangsung antara kira-kira usia 6 tahun dan masa pubertas. Merupakan tahap yang paling baik dalam perkembangan kecerdasan (masa sekolah), dan dalam tahap ini seksualitas seakan-akan mengendap, tidak lagi aktif dan menjadi laten.
  • Tahap Genital
Anak memasuki periode laten yang cukup lama, yang secara dinamis disebut tahun-tahun yang tenang. Selama periode ini, impuls-impuls cenderung berada dalam keadaan direpresikan. Munculnya kembali dinamika pada masa adolesen yang dinamis mengaktifkan kembali impuls-impuls pragenital, apabila impuls-impuls ini berhasil dipindahkan dan disublimasikan oleh ego maka sampailah orang pada tahap kematangan yang merupakan tahap akhir, yaitu tahap genital. Fungsi biologis pokok dari tahap genital ini adalah ialah reproduksi. Aspek-aspek psikologis membantu mencapai tujuan ini dengan cara memberikan stabilitas dan keamanan sampai batas tertentu.
F.     Aplikasi Teori Psikoanalisa
Pertama, konsep kunci bahwa ”manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan”. Konsep ini dapat dikembangkan dalam proses bimbingan, dengan melihat hakikatnya manusia itu memiliki kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan dasar.
Kedua, konsep kunci tentang “kecemasan” yang dimiliki manusia dapat digunakan sebagai wahana pencapaian tujuan bimbingan, yakni membantu individu supaya mengerti dirinya dan lingkungannya; mampu memilih, memutuskan dan merencanakan hidup secara bijaksana; mampu mengembangkan kemampuan dan kesanggupan, memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya; mampu mengelola aktivitasnya sehari-hari dengan baik dan bijaksana; mampu memahami dan bertindak sesuai dengan norma agama, sosial dalam masyarakatnya.
Ketiga, konsep psikolanalisis yang menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pembinaan akhlak individual, Islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak bisa datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya.
Keempat, teori Freud tentang “tahapan perkembangan kepribadian individu” dapat digunakan dalam proses bimbingan, baik sebagai materi maupun pendekatan. Konsep ini memberi arti bahwa materi, metode dan pola bimbingan harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kepribadian individu, karena pada setiap tahapan itu memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Oleh karena itu konselor yang melakukan bimbingan haruslah selalu melihat tahapan-tahapan perkembangan ini, bila ingin bimbingannya menjadi efektif.
Kelima, konsep Freud tentang “ketidaksadaran” dapat digunakan dalam proses bimbingan yang dilakukan pada individu dengan harapan dapat mengurangi impuls-impuls dorongan Id yang bersifat irrasional sehingga berubah menjadi rasional.












DAFTAR PUSTAKA
Berry, Ruth. (2001). Freud A Beginner’s Guide. Jakarta: PENERBIT ERLANGGA
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. (2008). Theories of Personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Fudyartanta. (2005). Psikologi Kepribadian Freudianisme. Yogyakarta: Zenith Publisher
Latipun. (2010). Psikologi Konseling. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press
Koswara, E. (1991). Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT. ERESCO
Supratiknya, A. (1993). Psikologi Kepribadian 1 Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius