Upacara dalam satuan penegak sudah
diatur petunjuk penyelenggaraannya sesuai dengan Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka. Namun, tiap satuan bisa memberikan variasi
yang berbeda sesuai dengan adat di satuan yang bersangkutan selama
tidak menyalahi aturan yang ada.
Karena pelaksanaan upacara berkaiatan
erat denga Peraturan Baris-berbaris (PBB), maka perlu juga diperhatikan
standard PBB yang digunakan. Di Indonesia ada dua aturan, pertama, TUM
(Tata Upacara Militer) yang biasa digunakan dalam militer dan TUS
(Tata Upacara Sekolah) yang biasa dipakai oleh PASKIBRA (Pasukan
Pengibar Bendera) atau PASKIBRAKA (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka).
Sementara pramuka sendiri tidak memberi ketentuan TUM atau TUS yang
berlaku digunakan. Maka tiap satuan bisa memilih mana yang lebih tepat
digunakan.
MACAM UPACARA DAN PENGERTIANNYA
Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan
yang wajib dilaksanakan dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan
yang teratur dan tertib, untuk memberntuk suatu tradisi dan budi pekerti
yang baik.
Upacara Umum
Upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.
Upacara Pembukaan Latihan dan Upacara Penutupan Latihan
Upacara yang dilakukan dalam rangka melaksanakan usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan GerakanPramuka.
Upacara Pelantikan
Upacara yang dilakukan dalam rangka
peresmian seorang calon menjadi anggota Gerakan Pramuka, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Upacara yang dilakukan dalam rangka pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam satuan.
Upacara Kenaikan Tingkat
Upacara yang dilakukan dalam rangka
pengesahan kenaikan tingkat kecakapan umum yang dicapai oleh seorang
anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan syarat kecakapan umum yang
berlaku.
Upacara Pindah Golongan
Upacara yang dilakukan dalam rangka
pemindahan anggota dari satu golongan ke golongan lain yang lebih
tinggi dalam usia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Upacara Meninggalkan Ambalan
Upacara yang dilakukan dalam rangka
mengantar Pramuka Penegak untuk terjun ke masyarakat dan berbakti
secara langsung sesuai dengan bidangnya.
TUJUAN DAN SASARAN UPACARA
Tujuan upacara dalam Gerakan Pramuka
adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur sehingga menjadi
warga negara Indonesia yang berpancasila seperti tercantum dalam
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
Sasaran upacara dalam Gerakan Parmuka, adalah agar setiap Pramuka :
a. memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan agama ;
b. memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi ;
c. selalu tertib di dalam hidup sehari-hari ;
d. memiliki jiwa gotong royong dan percaya kepada orang lain ;
e. dapat memimpin dan dipimpin ;
f. dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib ;
g. meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Mahaesa ;
POKOK-POKOK UPACARA
Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah bersaf, karena perhatian dan perkembangan jiwanya sudah terbuka luas.
Penghormatan kepada Bendera Sang Merah Putih dilakukan :
1) pada waktu pengibaran dan penurunan (penyimpanan) Sang Merah Putih ;
2) pada waktu Sang Merah Putih dibawa masuk atau keluar ruang upacara.
Pembacaan kode kehormatan dalam bentuk ketentuan moral budi pekerti :
Pembacaan Dasa Darma bisa dilakukan oleh
1 orang atau 2 orang putra dan putri. Pada saat pembacaan Dasa Darma
tidak dilakukan penghormatan. Tetapi jika ada pembacaan Tri Satya maka
dilakukan penghormatan. Sesuai dengan adat, penghormatan pada saat
pembacaan Tri Satya bisa dilakukan dengan cara tangan kiri menggenggam
ujung setangan leher dan menempelkan pada dada sebelah kiri (jantung)
dan tangan kanan hormat. Pembacaan Dasa Darma bisa digantikan pembacaan
SANDI AMBALAN.
UPACARA UMUM DALAM GERAKAN PRAMUKA
Petugas dalam upacara
Untuk melaksanakan tiap upacara ditentukan petugas-petugas berikut :
a. Pembina Upacara,
b. Pemimpin Upacara,
c. Pengatur Upacara,
d. Pembawa Acara,
e. Pengibar Bendera,
f. Petugas-petugas lain.
Pembina Upacara
Pembina Upacara berhak :
a. menerima penghormatan dari peserta upacara yang dipimpin oleh Pemimpin Upacara.
b. Merobah dan mengesahkan rencana acara upacara yang diserasikan dengan situasi dan konsisi.
c. Melaksanakan acara yang ditentukan
d. Melimpahkan wewenangnya kepada Pemimpin Upacara.
Pemimpin Upacara
Pemimpin Upacara berkewajiban :
a. Memimpin peserta upacara untuk memberikan penghormatan kepada Pembina Upacara.
b. Mengatur ketertiban peserta upacara.
c. Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pembina Upacara.
Pengatur Upacara
Pengatur Upacara berkewajiban :
a. Menyusun rencana pelaksanaan upacara serta mengendalikan jalannya upacara.
b. Mengajukan rencana pelaksanaan
upacara untuk mendapatkan pengesahan dari Pembina Upacara dan
memberikan penjeleasan seperlunya.
c. Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pembina Upacara.
Pembawa Acara
Pembawa acara berkewajiban :
a. Membaca acara upacara.
b. Dalam keadaan terpaksa dapat mengambil kebijaksanaan dengan persetujuan dari Pengatur Upacara.
c. Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pengatur Upacara.
Pengibar Bendera
Pengibar Bendera berkewajiban mengibarkan dan menurunkan bendera Sang Merah Putih, sesuai dengan ketentuan.
Petugas lain
Petugas lain berkewajiban melaksanakan tugas-tugas yang tidak dikerjakan oleh petugas-petugas di atas.
Upacara pengibaran Sang Merah Putih
a. Urutan acara ditentutakan menurut keperluan dan disesuaikan dengan maksud dan tujuan upacara.
b. Pedoman upacara pengibaran bendera Sang Merah Putih :
1) Pasukan peserta upacara disiapkan oleh Pemimpin Upacara.
2) Pembina Upacara menempatkan diri di tempat yang ditentukan.
3) Penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pemimpin Upacara.
4) Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara bahwa upacara siap dimulai.
5) Petugas pengibar bendera Sang
Merah Putih maju ke tiang bendera dan mengikatkan bendera dengan tali
dan setelah bendera direntangkan, salah seorang petugas mengatakan:
“Bendera siap”.
6) Pemimpin Upacara memberi aba-aba:
”Kepada Sang Merah Putih ….. hormat grak”, dan semua peserta upacara
memberi hormat, sampai bendera tiba di puncak tiang. Pengibaran bendera
itu dapat diiringi dengan lagu Indonesia Raya oleh korps musik atau
kelompok vocal.
7) Setelah bendera sampai di puncak tiang, Pemimpin Upacara menyerukan aba-aba : “Tegak ..… grak”.
8) Petugas Bendera mengikatkan tali
ke tiang bendera, kemudian mundur tiga langkah, memberi hormat kepada
bendera Sang Merah Putih dan kembali ke tempat semula.
9) Mengheningkan cipta dan berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara.
10) Pembacaan teks Pancasila.
11) Amanat Pembina Upacara.
12) Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara vahwa upacara pengibaran bendera telah dilaksanakan.
13) Penghormatan pasukan peserta upacara kepada Pembina Upacara di pimpin oleh Pemimpin Upacara.
14) Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara.
15) Pasukan peserta upacara dibubarkan oleh Pemimpin Upacara.
Petugas dalam upacara
a. Pasukan peserta upacara disiapkan oleh Pemimpin Upacara.
b. Pembina Upacara menempatkan diri di tempat yang ditentukan.
c. Penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pemimpin Upacara.
d. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara bahwa upacara penurunan/penyimpanan Sang Merah Putih siap dimulai.
e. Petugas pengibar bendera Sang Merah Putih maju ke tiang bendera dan memberi hormat kepada Sang Merah Putih.
f. Kemudian petugas melepas tali, dan setelah selesai mengatakan: “Bendera siap”.
g. Pemimpin Upacara memberi
aba-aba: ”Kepada Sang Merah Putih ….. hormat grak”, dan semua peserta
upacara memberi hormat, sampai bendera tiba di batas bawah.
h. Pemimpin Upacara menyerukan
aba-aba : “Tegak ..… grak”, kemudian petugas melepas bendera dari tali
lalu melipatnya dan selanjutnya dibawa ketempat semula (tidak balik
kanan).
i. Berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara.
j. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara vahwa upacara pengibaran bendera telah dilaksanakan.
k. Penghormatan pasukan peserta upacara kepada Pembina Upacara di pimpin oleh Pemimpin Upacara.
l. Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara.
m. Pasukan peserta upacara dibubarkan oleh Pemimpin Upacara.
Bendera Setengah Tiang
a. Dalam keadaan berkabung, Sang Merah
Putih dikibarkan setengah tiang, dengan jalan menaikkannya ke puncak
tiang lebih dahulu, kemudian diturunkan sampai setengah tiang.
b. Penurunan bendera yang berkibar
setengah tiang dilakukan dengan menaikkannya ke puncak tiang lebih
dahulu, kemudian diturunkan.
Laporan
Pelaksanaan laporan diatur sebagai berikut :
a. Peserta upacara dalam keadaan sikap sempurna.
b. Pemimpin Upacara maju menghadap Pembina Upacara, menghormat lalu menyampaikan laporan tentang keadaan peserta upacara.
c. Selesai laporan Pemimpin Upacara tanpa menghormat, kembali ke tempat semula.
d. Laporan penutup dilaksanakan oleh
Pemimpin Upacara dengan maju menghadap Pembina Upacara, langsung lapor
tanpa menghormat lebih dahulu. Selesai laporan, memberi hormat
kemudian kembali ke tempat.
Mengheningkan cipta dan berdoa
a. Mengehningkan cipta dan berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara dengan menundukkan kepala dalam keadaan siap.
b. Tutup kepala tetap dipakai.
c. Sikap pada waktu berdoa sesuai dengan ketentuan agama dan kepercayaan masing-masing.
d. Mengheningkan cipta dan berdoa dapat diiringi oleh korp musik/sangkakala/genderang.
Acara Pelengkap
Jika dalam upacara penurunan/penyimpanan
bendera diadakan aubade (lagu-lagu sanjungan) dan atraksi, lagu-lagu
tersebut dinyanyikan sesudah Pembina Upacara berada di mimbar lain.
UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN AMBALAN PENEGAK
Upacara Pembukaan Latihan di Ambalan Penegak diatur sebagai berikut :
a. Kerapihan setiap anggota ambalan.
b. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
c. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
d. Laporan Pemimpin Sanga kepada Pradana.
e. Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.
f. Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan.
g. Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para pemimpin Sangga.
h. Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.
i. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin penghormatannya.
j. Pembacaan Dasaidarma atau Sandi Ambalan oleh petugas.
k. Pembina Penegak atau Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh anggota ambalan.
l. Pengumuman dari Pradana/Pembina.
m. Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
n. Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan.
UPACARA PENUTUPAN LATIHAN PASUKAN PENGGALANG
Jalannya Upacara Penutupan Latihan Peasukan Penggalang adalah sebagai berikut :
a. Kerapihan setiap anggota ambalan.
b. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
c. 1) Pemimpin Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan.
2) Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.
d. Pradana menjemput Pembina Penegak dan mengantarkannya ke sebelah kanan barisan.
e. Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.
f. Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan.
g. Pembacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas.
h. Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain-lain.
i. Pradana memimpin berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
j. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak.
k. Pradana membubarkan barisan.
UPACARA PENERIMAAN TAMU
Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Penegak dilaksanakan dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
a. Tamu Ambalan mengambil tempat di kiri Pradana atau Pembina.
b. Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota Ambalan.
c. Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti kegiatan ambalan.
d. Barisan dibubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan.
UPACARA PENERIMAAN CALON PENEGAK
Upacara Penerimaan Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan sesudah Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
a. Pradana mengumpulkan anggota ambalan.
b. Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan.
c. Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan.
d. Tamu ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan kepada ambalan.
e. Pengantar kata Pradana atau Pembina.
f. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon Penegak.
g. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat.
h. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon.
i. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di ambalan.
j. Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan acara latihan.
UPACARA PELANTIKAN CALON PENEGAK MENJADI PENEGAK BANTARA
Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi
Penegak Bantara, tidak boleh dihadiri Calon Penegak lainnya.
Pelaksanaannya diatur sebagai berikut :
a. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara.
b. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan pendamping kiri ke hadapan Pembina Penegak.
c. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri mengenai watak dan kecakapan calon.
d. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya.
e. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota ambalan menghormat dipimpin oleh Pradama/Petugas.
f. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara Pembina dan calon.
g. Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
h. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya.
i. Ucapan janji Trisatya dituntun
oleh Pembina Penegal, dengan jalan memegang ujung Sang Merah Putih
dengan tangan kanan yang ditempelkan di dada kiri tepat dengan
jantungnya. Kemudian disusul dengan penyematan Tanda Penegak Bantara
oleh calon Penegak sendiri.
j. Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru dilantik.
k. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
l. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang selesai dilantik untuk kembali ke sangganya.
UPACARA KENAIKAN TINGKAT DARI PENEGAK BANTARA MENJADI PENEGAK LAKSANA
Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilakukan sebagai berikut :
a. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan.
b. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke hadapan Pembina Penegak.
c. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan kecakapan yang bersangkutan.
d. Para pendamping kembali ketempat.
e. Tanya jawab tentang syarat
kecakapan umum yang telah diselesaikan antara Pembina dan Penegak
Bantara yang akan naik tingkat.
f. Sang Merah Putih dibawa oleh
petugas ke sebelah kanan depan Pembina Penegak. Waktu Sang Merah Putih
memasuki tempat upacara anggota ambalan menghormat dipimpin Pradama
atau petugas.
g. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan.
h. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.
i. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan.
j. Penegak Bantara yang naik
tingkat mengulang janji Trisatya dituntun Pembina memegang ujung Sang
Merah Putih dengan tangan kanannya ditempelkan di dada kiri tepat pada
jantungnya
k. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing.
l. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
m. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.
UPACARA PEMBERIAN TANDA KECAKAPAN KHUSUS KEPADA PRAMUKA PENEGAK
Upacara pemberian Tanda Kecakapan Khusus
kepada Penegak yang telah memenuhi syarat dilakukan dalam rangkaian
Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan dengan jalan sebagai berikut :
a. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil kedepan Pembina.
b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi.
c. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina.
d. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
e. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.
UPACARA PELEPASAN PENEGAK YANG AKAN TERJUN KE MASYARAKAT
Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat dilakukan dalam bentuk informal, di luar pertemuan rutin.
a. Dilaksanakan oleh Sangga Kerja/Panita.
b. Acara upacara meliputi :
1) Penjelasan Pembina.
2) Penegak yang bersangkutan minta diri.
3) Sambutan wakil anggota ambalan.
4) Kata Pelepasan Pembina Penegak dan penyerahan surat keterangan.
5) Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan meninggalkan ambalan.
6) Berdoa dipimpin oleh Pembina Penegak.
7) Ramah Tamah diakhiri dengan membentuk rantai persaudaraan.
c. Tempat dan waktu tidak terikat.
KEANEKARAGAMAN
Mengingat bahwa upacara di satuan
Pramuka itu bersifat serta bertujuan pendidikan dan agar tidak
membosankan anggota, para pembina hendaknya dapat membuat berbagai
keanekaragaman dan mengembangkan tata upacara menurut keadaan setempat.
Keanekaragaman dan pengembangan tersebut tidak dibenarkan mengurangi
isi prinsip-prinsip yang tercantum dalam petunjuk penyelenggaraan ini
serta terjamin kekhidmatannya. Upacara lain yang tidak diatur dalam
petunjuk diserahkan kepada kebijaksanaan para Pembina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar